"Jadi memang belum banyak konsumen yang mampir ke sini. Rata-rata tahunya yang di Pasar Gembrong aja," ungkapnya.
Baca juga: Hindari Swab Test Covid-19, Pedagang Pasar Gembrong Pilih Tak Berjualan
Riski mengatakan, pendapatan dari barang jualan selama pandemi Covid-19 dan dipindahkan inipun mengalami penurunan sekitar 50 persen.
Hal itu sangat berbeda jauh ketika dirinya masih berjualan dipinggir jalan.
"Ya cuma mau gimana lagi, dari pada jualan dipinggir jalan, nanti malah di tertibkan satpol PP lagi," tuturnya.
Baca juga: Pedagang Pasar Gembrong Ogah Ikuti Kebijakan Ganjil Genap Waktu Berjualan
Meski begitu, Riski mengaku masih cukup beruntung karena pihak pengelola gedung memberikan dispensasi.
Dia mendapat potongan tarif sewa ruko ukuran 2x2 meter persegi dari semula Rp12 juta per lokal menjadi juta perlokal.
"Ya Alhamdulillah masih dikasih diskon ruko ini karena pandemi Covid-19," sambungnya.
Baca juga: Masih Nekat Berjualan, 15 Toko Mainan di Pasar Gembrong dipaksa tutup
Sementara itu, Koordinator Galeri Perupa Pasar Gembrong Baru, Karya mengatakan, mayoritas pedagang mainan di pasar tersebut perlahan telah hengkang sebab lokasi yang dianggap kurang strategis.
Dan di akhir 2019 kemarin, ia berinisiatif menghidupkan kembali pasar dengan menghadirkan sejumlah seniman. "Makanya sekarang di pasar Gembrong ini juga ada 80 seniman," ujarnya.