ADVERTISEMENT

Dedi Mulyadi: Selesaikan Masalah Pertanian dengan Pendekatan Kearifan Lokal

Selasa, 26 Januari 2021 12:39 WIB

Share
Dedi Mulyadi: Selesaikan Masalah Pertanian dengan Pendekatan Kearifan Lokal

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi mengatakan, perlunya menggunakan pendekatan kearifan lokal dalam menyelesaikan permasalahan seperti kelangkaan pupuk subsidi, ekspor dan impor beras, dan minimnya infrastruktur pertanian. 

Ia menyebut, kearifan lokal berupa pendekatan yang memanfaatkan pengetahuan, budaya, dan tradisi bercocok tanam berdasarkan situasi dan kondisi geografis petani setempat. Diharapkan dengan menggunakan pendekatan ini, para petani bisa menjadi lebih berdaya dan mandiri.

Dedi mencontohkan cara bercocok tanam masyarakat Baduy yang memiliki beberapa kearifan tradisional berkaitan dengan lingkungan hidupnya, antara lain dalam pola pertanian yang khas dan konsep tentang hutan dan kelestariannya. Di antaranya menggunakan pupuk organik.

"Selain pendekatan akademik, kearifan lokal harus diutamakan dalam menyelesaikan masalah pertanian di Indonesia. Kalau paradigma tidak diubah, bagaimana kita lolos dari tantangan ini? Kalau salah pendekatan, nanti jadi salah paham, lalu jadi salah eksekusi," tegas Dedi dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (25/1/2021).

Baca juga: Kearifan Lokal dan Bersahabat dengan Alam Jadi Modal Pidie Hadapi Perubahan Iklim

Politisi Fraksi Golkar itu menyarankan beberapa pengadaan dalam program kerja Kementan tahun 2021 perlu dialihkan menjadi program bantuan keuangan, supaya masyarakat terutama para petani jadi lebih aktif menemukan solusi secara mandiri. Ia melihat akan jauh lebih mudah dan sederhana menyelesaikan masalah dengan mendanai program yang sudah diberdayakan masyarakat sendiri.

"Mengapa tidak dibuat pola bantuan keuangan saja? Akan lebih baik, memberi bantuan berupa dana untuk program yang berdayakan masyarakat tani setempat yang sudah berjalan? Dampaknya, birokrasi jadi lebih sederhana, perputaran ekonomi di masyarakat lebih cepat berputar. Keuntungannya pun jadi lebih terserap ke masyarakat, bukan ke pengusaha tertentu," kata mantan Bupati Purwakarta ini.

Dedi berharap ke depannya, Kementan bisa bersinergi dengan berbagai pemangku kebijakan untuk menyelesaikan sejumlah isu dengan lebih efektif dan efisien. (rizal/ys)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT