ADVERTISEMENT

Pedagang Mogok, Pemerintah Masih Andalkan Daging Sapi Impor, DPR Sebut Swasembada Ternyata Masih Jauh

Senin, 25 Januari 2021 15:20 WIB

Share
Pedagang Mogok, Pemerintah Masih Andalkan Daging Sapi Impor, DPR Sebut Swasembada Ternyata Masih Jauh

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA – Pedagang daging sapi rama-ramai mogok jualan gegara harga daging tinggi sehinggi jumlah pembeli anjlok. Merekea pilih berhenti jualan dan mogok, dari pada dagangan rugi.

Kalangan  DPR pun menilai, naiknya harga daging sapi karena Indonesia masih tergantung dari impor, utamanya dari Australia.

Oleh karena itu, Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menyayangkan kebijakan pemerintah yang masih mengandalkan impor sebagai solusi mengatasi lonjakan harga daging sapi.

Baca juga: DPR Minta Mentan Atasi Kelangkaan Kedelai dan Mahalnya Harga Daging

Hal ini menunjukkan belum ada tanda-tanda keberhasilan dari program pemerintah dalam mengupayakan daging sapi berdaulat di negeri sendiri, ini menunjukkan swasembada ternyata masih jauh.

 "Saat ini kita terlalu bergantung impor daging sapi. Terutama dari Australia sebagai pemasok terbesar daging sapi di Tanah Air. Ketika Australia menahan komoditas daging sapi akibat regenerasi populasi, maka negara kita terimbas,” kata Andi dalam keterangan persnya, Senin (25/1/2021).

“Ini menunjukkan bertahun-tahun upaya negara menjadikan daging sapi berdaulat di negeri sendiri, hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilannya," tutur Akmal dalam keterangan persnya, Senin (25/1/2021).

Baca juga: Pedagang Bakso Menjerit: Jualan Sepi, Harga Daging Mahal Bikin Pusing

 Politisi FraksPKS ini menerangkan, upaya untuk mewujudkan swasembada daging sapi ini sudah dilakukkan sejak 15 tahun silam.

Namun segala upaya dengan dukungan APBN yang ada mewujudkan swasembada daging sapi ini seakan sia-sia.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT