ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Oleh Harmoko
DALAM sebuah obrolan ringan di warung kopi misalnya acap muncul pertanyaan, adil ini sebenarnya untuk siapa? Apakah untuk orang seperti kita, atau untuk mereka?
Kita dapat menebak arah pertanyaan yang dimaksudkan untuk “orang seperti kita” adalah rakyat kecil, sedangkan “mereka” adalah orang-orang besar, orang berpengaruh, orang yang berkedudukan.
Yang pasti jawabnya keadilan untuk kita semua, untuk seluruh masyarakat, rakyat Indonesia. Bukan untuk orang perorang, bukan pula untuk sekelompok atau segelintir orang.
Baca juga: Mana Lebih Dulu? Hak atau Kewajiban
Adil pun bukan berarti sama rata. Dikatakan adil jika menempatkan segala sesuatu sesuai tempat dan porsi kemampuannya serta memberikan sesuatu kepada orang yang berhak menerimanya.
Buya Hamka mengatakan adil ialah menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah dan membenarkan yang benar, mengembalikan hak yang empunya, dan jangan berlaku zalim di atasnya.
Setidaknya terdapat empat hal yang mencerminkan keadilan. Pertama, tak ada keberpihakan dalam menangani dan memutus perkara. Kedua, tidak menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah. Ketiga, tidak mengambil atau mengurangi hak orang lain. Keempat, tidak berlaku zalim artinya tidak menindas, tidak berlaku sewenang-sewenang.
Baca juga: Sikap Tanggap Darurat
Poin pertama hingga ketiga adalah keadilan dalam memberikan hak, memutus perkara, menyikapi peristiwa terkait dengan proses hukum. Sedangkan point keempat sebagai penyempurnaan keadilan, yaitu menyangkut sikap dan perilaku perbuatan dalam mewujudkan keadilan yang hakiki kepada setiap orang.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT