20 Ribu Pengusaha Warteg Se-Jabodetabek Terancam Bangkrut Gegara Pandemi Covid-19

Senin 25 Jan 2021, 19:29 WIB
Pengusaha Warteg di Pademangan menyajikan menu seadanya karena kurangnya modal akibat penurunan omset. (Yono)

Pengusaha Warteg di Pademangan menyajikan menu seadanya karena kurangnya modal akibat penurunan omset. (Yono)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) mencatat, ada sekitar 20 ribu pengusaha warteg di Jabodetabek hampir bangkrut akibat pandemi Covid-19. Selain itu, penyebab bangkrutnya Warteg juga dipicu karena sewa tempat untuk berjualan tinggi yang mengakibatkan para pengusaha tidak sanggup membayar dan memilih gulung tikar.

Ketua Koordinator Kowantara Mukroni mengatakan, masa pandemi Covid-19 menjadi ujian berat bagi pengusaha Warteg karena penurunan omset yang sangat drastis akibat daya beli masyarakat di Ibukota menurun.

"Ya jumlah 20 ribu Warteg yang hampir bangkrut itu kan sebetulnya akumulasi 50 persen bahwa jumlah Warteg itu sekitar 40 ribu sampe 50 ribu lah ya, kondisinya kan memang sekarang ini kan pandemi, mengalami penurunan omset dan sebagainya," ujar Mukroni saat dihubungi, Senin (25/1/2021).

"Selama setahun ini kondisinya daya beli masyarakat bawah kan turun ya, akhirnya omsetnya turun dan banyak yang bangkrut. Ya salah satu pengaruhnya adalah harga tapi yang sangat berat ini adalah saat ini karena sewa tempat," sambungnya.

Baca juga: Waduh, Puluhan Ribu Warteg di Jabodetabek Terancam Gulung Tikar Akibat Pandemi Covid-19

Dirinya menyebut, dari 20 ribu pengusaha Warteg yang hampir gulung tikar tersebut merupakan dari kalangan menengah ke bawah yang kurang cukup permodalannya.

"Warteg menengah ke bawah ini (yang hampir bangkrut). Kalau yang franchise itu jelas dia punya modal lah ya. Ini yang kelas menengah ke bawah lah ya yang modal pas-pasan lah," tegasnya.

Dirinya pun berharap terhadap pemerintah agar dapat membantu permodalan di tengah sulitnya ekonomi akibat Covid-19 bagi pengusaha Warteg.

"Ya stimulus, bantuan modal. Artinya, di negara-negara maju biasanya mereka dibantu juga dari pemerintah," harapnya.

Karena menurutnya, pengusaha Warteg yang hampir bangkrut ini tidak mungkin mendapat akses permodalan dari perbankan agar usahanya tetap berjalan.

"Ya memang stimulus ya permodalan karena mereka kan akses ke perbankan tidak mungkin, karena selama setahun ini kan kondisi usahanya gak lancar. Untuk dapat akses ke perbankan dia harus ngelancarin lagi sementara ini kan dia terjadi penurunan," ungkapnya.

Berita Terkait
News Update