TILANG elektronik – sering disebut Electronic Traffic Law Enforcement (e-TLE) sejatinya sudah diterapkan di Jakarta sejak tahun 2018. Dan, secara bertahap dimekarkan daerah jangkauannya sesuai dengan jumlah kamera elektronik yang dipasang di sejumlah titik strategis.
Saat ini, sebagaimana dijelaskan Dirlantas Polda MetroJaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo, terdapat 53 kamera e-TLE di Jakarta. Tahun ini diharapkan menjadi 100 kamera, jika telah mendapat tambahan 50 kamera baru dari Pemprov DKI.
Pengembangan tilang elektronik tak hanya menambah jumlah kamera guna memperluas daerah jangkauan penindakan, tetapi menambah cakupan jenis pelanggaran yang bisa terekam kamera.
Baca juga: Dukung Kapolri Baru Gencarkan Tilang Elektronik, Pengamat: Sudah Maju, Masa Masih Manual Terus
Hingga saat ini jenis pelanggaran yang bisa direkam e-TLE di antaranya melanggar lampu merah, menggunakan handphone, melanggar stop line hingga tidak pakai sabuk pengaman.
Ke depan semua jenis pelanggaran lalu lintas dapat terekam kamera sehingga apa pun jenis pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara kendaraan bermotor dapat terdeteksi.
Kita tahu, selama ini orang cenderung tertib dan disiplin berlalu lintas ketika dijaga petugas karena takut ditilang. Dengan tilang elektronik, ada atau tidak ada petugas, jika melanggar akan kena tilang. Tak ada kompromi dan negosiasi untuk minta keringanan dengan alasan tidak melihat lampu merah, buru – buru atau alasan lainnya.
Baca juga: Tilang Elektronik Transparan, Setiap Hari Polda Metro Tindak 800 Kendaraan
Kamera akan meng-capture secara rinci jenis pelanggaran, lokasi pelanggaran, jam terjadinya pelanggaran,nopol kendaraan dll. Semuanya transparan.
Dengan bukti ini pemilik kendaraan tak bisa mengelak. Tak ada nego damai karena pembayaran denda melalui bank. Tidak membayar denda, STNK akan diblokir.
Teruji, tingkat disiplin berlalu lintas meningkat pada kawasan yang dipasangi kamera e-TLE sebagaimana evaluasi Ditlantas Polda Metro Jaya.
