TANGSEL - Meski telah kembali berjualan, namun pedagang daging sapi di Pasar Serpong merasa bingung lantaran aksi mogok selama tiga hari tidak digubris pemerintah.
Ismed (35) pedagang daging sapi di Pasar Serpong mengaku di hari pertama berjualan usai mogok selama tiga hari, dirinya beserta rekannya tidak mendapatkan untung lantaran harga jual masih terlalu tinggi.
"Ya sebenarnya bingung, ini dari atas (pemerintah) belum ada respon, cuma karena konsumen sudah banyak permintaan saja. Sebenarnya bukan untung untuk jualan di pasar ini, karena harganya masih tinggi," ujar Ismed, Sabtu (23/1/2021).
Baca juga: Pedagang Bumbu Dapur pun Kena Imbas Mogoknya Pedagang Daging Sapi, Penjualan Merosot
Menurut Ismed kenaikan harga daging yang dibelinya mencapai Rp10 ribu perkilogram, namun dia mengaku tidak dapat menjual dengan harga tinggi lantaran takut tidak ada pembeli.
"Harga dari atas itu naiknya hampir Rp10 ribu per kilo, kalau dikaliin 3 kuintal sudah 3 juta. Sedangkan dari pasar enggak bisa naik, makanya dari pada tekor buangin uang," katanya
Ismed mengungkapkan, bahwa dia bersama pedagang lain berencana akan menggelar aksi mogok lagi sampai harga daging sapi kembali normal.
Baca juga: Pedagang Bumbu Dapur Kelimpungan, Penjualannya Merosot Akibat Pedagang Daging Sapi Mogok
"Iya enggak ada untungnya malah rugi, makanya semua kompak nutup aja dulu. Rencana tahu bulan ini, atau minggu ini mau mogok lagi kalau enggak ada respon dari atasnya," katanya.
Dirinya berharap agar harga daging sapi kembali turun, sehingga tidak membebankan masyarakat.
"Mudah-mudahan stabil lagi. Ini kan sudah mendekat mau lebaran, kasihan rakyat kecil, apa lagi sekarang keadaan lagi ada corona gini orang pada susah," jelasnya. (toga/win)