JATINEGARA, POSKOTA.CO.ID - Aksi mogok jualan para pedagang daging memaksa pemilik usaha rumah makan Padang harus mengurangi stok lauk rendang yang dijual. Biasanya mereka menyiapkan 3-5 kilogram rendang, kali ini hanya menyiapkan 2 kilogram rendang untuk dijual.
Seperti yang terlihat di rumah makan Padang Mitra Mandiri di kawasan Otista, Jatinegara, Jakarta Timur. Dimana lauk rendang yang biasanya disiapkan hingga dua baskom, kini mereka hanya menyajikan satu baskom.
"Dagingnya lagi susah, makanya ini disiapkan biar yang beli tetap dapat rendang saja," kata Ahmad, 31, satu pegawai, Kamis (21/1/2021).
Baca juga: Kemendag Menjamin Stok Daging Sapi untuk Kebutuhan Nasional Tersedia Cukup
Ahmad mengatakan, sejak adanya aksi mogok pedagang daging, ia harus mencari daging sapi di beberapa tempat. Bahkan, mereka pun menyasar supermarket dengan beralih menggunakan daging beku.
"Memang untuk kualitas jadi sedikit menurun, cuma mau bagaimana lagi, kondisinya seperti ini," ujarnya.
Meski daging sapi sulit di pasaran dan harganya terus naik, Ahmad mengaku masih menjual lauk rendang dengan harga normal. Dimana satu potong daging rendang dijualnya dengan harga Rp12 ribu.
"Kalau di jual mahal nanti nggak ada yang beli, makanya dijual seperti biasa saja. Sehingga pembeli juga tak ada yang komplain," ungkapnya.
Baca juga: Pengusaha Katering Kelimpungan Lantaran Pedagang Daging Sapi Mogok Jualan
Atas kondisi yang terjadi saat ini, Ahmad berharap mogoknya pedagang bisa segera berakhir. Dan pemerintah juga ikut membantu para pedagang dengan menjaga harga jual daging sapi tetap stabil.
"Semenjak demo pada Rabu (19/1/2021) kemarin, imbasnya memang cukup terasa. Makanya kami berharap ini segera teratasi," sambungnya.
Sementara itu, karena mogoknya pedagang daging sapi, warung Tegal (warteg) di jalan Otista tak menyediakan masakan yang berbau daging. Pasalnya, memang sejak dua hari lalu daging sapi memang sulit untuk didapat.
"Semenjak ada mogok memang kita nggak jual makanan dari daging, karena memang nyarinya juga sudah susah," kata Leha, penjaga warteg.
Pihaknya sendiri, kata Leha, memang hanya menyediakan rendang sebagai syarat di warungnya. Dan ketika daging hilang di pasaran ia sama sekali tak menyiapkan makanan itu.
"Kalau kita mah yang paling berasa waktu pedagang tempe sama tahu pada mogok, kalau daging sapi nggak terlalu berpengaruh," pungkasnya. (Ifand/tha)