NAMANYA Dedy (39), tapi rejekinya tak seperti Dedy Corbuzier atau Dedy Mizwar. Ketika sang mertua sakit berkepanjangan, sopir pabrik di Gresik ini pusing. Untuk dapat uang dia tega “menjual” istrinya di hotel secara online. Tapi baru beberapa kali dapat pelanggan, ketahuan warga sehingga digerebek polisi.
Berbakti pada mertua itu merupakan kewajiban bagi menantu. Sebab mertualah yang memberikan –kata Ki Anom Suroto– jumbuhing rasa nikmat antara suami istri. Coba, jika tak ada anak mertua, seorang lelaki akan kedinginan di kamar setiap malam. Coba betapa tulusnya seorang mertua, anak yang dipelihara sedari kecil, gede disekolahkan, setelah lulus malah dikasihkan ke orang lain.
Nah, karena merasa berutang budi, Dedy warga Gresik ini ingin sekali membahagiakan mertua lelakinya yang sedang sakit parah. Namun apa daya, kemampuan keuangannya sangat terbatas karena gaji sebagai sopir pabrik tidak mencukupi. Boro-boro memikirkan obat mertua, untuk mengobati rasa lapar sehari-hari selaku kedodoran, ekonominya mengacu prinsip GLTL (Gali Lobang Tutup Lobang).
Baca juga: Dikira Korban Sriwijaya Air, Ternyata ke Bali Ngajak WIL
Dia menyesal oleh orangtua diberi nama Dedy, soalnya nasibnya tak semujur Dedy Corbuzier yang jadi pesulap andal dan youtuber. Dedy sopir pabrik ini juga tak semujur Dedy Mizwar, selain bintang film juga sinetron-sinetronnya ditunggu pemirsa TV. Ada Dedy Damhudi penyanyi top sebelum tahun 1970, sedangkan Dedy sopir pabrik bisanya hanya nyanyi di kamar mandi. Itupun lagunya hanya “balonku ada lima” dan “naik delman”.
Dedy ngebelangsak ini semakin sempurna penderitaannya, ketika disambati istri untuk mengobati ayahnya, yang sudah lama sakit-sakitan. Semula dikira kena Covid-19, tapi mertua masih mencium bau parfum dan kentut, napasnya juga lancar tak pernah sampai sesak napas. Cuma penyakit sesak ekonomi semakin kronis menyerah diri Dedy, sehingga muncul wacana “jual” istri sendiri demi mengobati mertua.
Awalnya Lastri (35) kaget juga atas gagasan suami. Tapi karena menyadari kemampuan ekonomi suami sangat jeblok, ya sudahlah! Maka melalui medsos dengan akun “noldua-noaldua” mulailah Dedy menjaring konsumen. Yang ditawarkan adalah paket “threesome” alias istri digarap dua lelaki termasuk Dedy sendiri. Enak kan, menyalurkan hobi masih dapat duit pula.
Baca juga: Cari Kepuasan Batin di Luar Ketika Suami Sakit Terkapar
Meskipun tarifnya Rp1,5 juta sekali main antara 2 jam, ada juga peminat. Dan faktanya, jarang yang bisa longplay sampai dua jam seperti nonton film. Kebanyakan nggak sampai 10 menit sudah KO dan Dedy pun dapat uang lumayan banyak. Uang itu kemudian dipakai untuk membiayai pengobatan mertua.
Entah praktek yang ke berapa, ketika Dedy-Lastri melebarkan sayap bisnis sampai ke Kediri, ada penduduk yang mencium usaha jorok Dedy. Maka sopir pabrik itu lalu dilaporkan ke polisi. Saat Dedy-Lastri kencan bertiga bersama konsumen, tahu-tahu digerebek polisi. Tak ayal suami istri ini jadi tersangka di Polres Kediri sementara konsumen hanya sebagai saksi.
Dalam pemeriksaan Dedy mengakui bahwa dia terpaksa “menjual” istri sendiri karena kepepet atas desakan keadaan. Dia mau menjajakan bini karena Lastri sebagai istri juga rela melakukannya. Jadi sama sekali tak ada unsur tekanan, semua suka sama suka. Dedy butuh uang, konsumen butuh sensasi karena sukses menggauli bini orang.
Simbiosis mutualis, tak peduli badan dingin, karena bugil bertiga. (bj/gunarso ts)