Prihatin Longsor Sumedang, Mpok Sylvi Imbau Pemda Bergerak dan Gali Akar Masalah

Rabu 13 Jan 2021, 11:23 WIB
Ketua Komite III DPD RI, Sylviana Murni alias Mpok Sylvi. (ist)

Ketua Komite III DPD RI, Sylviana Murni alias Mpok Sylvi. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Komite III DPD RI, Sylviana Murni prihatin dengan longsor di Sumedang, Jawa Barat, yang menewaskan 15 orang dan 24 orang belum ditemukan.

Wanita akrab disapa Mpok Sylvi meminta agar Pemerintah Daerah (Pemda) segera bergerak dan gali akar masalah sesungguhnya dari bencana ini.

Melihat dari kondisi perumahan yang tidak memungkinan dengan lingkungan yang ada, akar masalah ini harus segera ditangani oleh Pemda. 

Baca juga: Sebanyak 26 Warga Masih Dinyatakan Hilang Pasca Longsor di Sumedang

Lebih lanjut gerak tanggap dan gerak cepat dibutuhkan segera terhadap para masyarakat sekitar dan juga korban yang belum terselamatkan.

“Akar masalah harus benar-benar ditindaklanjuti oleh Pemda, selain itu gerak cepat dan gerak tanggap terhadap masyarakat dan korban menjadi prioritas utama," kata  Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni, Rabu (13/1/2021).

Sebelumnya, Pakar Geologi sekaligus Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dicky Muslim mengungkapkan, terdapat beberapa hasil analisis yang memperlihatkan penyebab bencana longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.

Baca juga: Cegah Longsor, Doni Monardo Ajak Warga Tanam Pohon di Lahan Miring

Dicky mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan Unpad, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, serta sejumlah alumni FTG Unpad ditemukan bahwa wilayah yang terjadi longsor memiliki kontur lahan yang curam dengan beberapa hasil temuan.

"Tadinya wilayah ini bekas tambang batu dan tanah urugan, lalu kemudian diratakan dan dijadikan perumahan," ujar Dicky, Senin (12/1/2021).

Longsor diduga bersumber dari dua perumahan yakni Perumahan Pondok Daud dan Perumahan SBG, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Dua perumahan tersebut dinilai memiliki potensi kerawanan bencana. (rizal/ys)

Berita Terkait
News Update