Guru Besar Farmasi UGM Jelaskan Efikasi Vaksin Sinovac Sebesar 65,3%

Selasa 12 Jan 2021, 17:16 WIB
Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof Dr Zullies Ikawati. (ist)

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof Dr Zullies Ikawati. (ist)

Baca juga: Keseluruhan Gugatan Praperadilan Habib Rizieq Ditolak Majelis Hakim

"Jadi misalnya pada kelompok vaksin ada 26 yang terinfeksi, sedangkan kelompok placebo bertambah menjadi 120 yg terinfeksi, maka efikasinya meningkat menjadi 78.3%. Uji klinik di Brazil menggunakan kelompok berisiko tinggi yaitu tenaga kesehatan, sehingga efikasinya diperoleh lebih tinggi," kata Zullies.

Sedangkan, di Indonesia menggunakan populasi masyarakat umum yang risikonya lebih kecil.

"Jika subyek ujinya berisiko rendah, apalagi taat dengan prokes, tidak pernah keluar rumah sehingga tidak banyak yang terinfeksi, maka perbandingan kejadian infeksi antara kelompok placebo dengan kelompok vaksin menjadi lebih rendah, dan menghasilkan angka yang lebih rendah," ujar Zullies.

Baca juga: Cegah Covid-19, Kapolda Metro Bersama Pangdam Jaya Cek Kesiapan Kampung Tangguh Jaya Roa Malaka Jakbar

Katakanlah misal pada kelompok vaksin ada 26 yg terinfeksi Covid-19 (3,25%) sedangkan di kelompok placebo cuma 40 orang (5%) karena menjaga prokes dengan ketat, maka efikasi vaksin bisa turun menjadi hanya 35%, yaitu dari hitungan (5 - 3,25)/5 x 100% = 35%.

"Jadi angka efikasi ini bukan harga mati, dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor ketika uji klinik dilakukan. Selain itu, jumlah subyek uji dan lama pengamatan juga dapat memperngaruhi hasil. Jika pengamatan diperpanjang menjadi 1 tahun, sangat mungkin menghasilkan angka efikasi vaksin yang berbeda," papar Zullies. (johara/win)

Berita Terkait

News Update