JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tim Disaster Victim Identification (DVI) hingga kini masih menunggu data antemortem dari pihak keluarga penumpang Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak. Pasalnya apabila data segera masuk, proses identifikasi pastinya akan lebih cepat.
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, data antemortem tersebut nantinya dicocokkan dengan data postmortem atau setelah kematian. Karena data yang terdiri dari data umum korban, seperti umur, berat badan, tinggi badan warna kulit sangat dibutuhkan.
"Ada juga nanti rekam medis dari korban sebelum meninggal dunia," katanya, Senin (11/1/2021).
Rusdi mengatakan, tiga parameter dalam proses DVI yang menjadi prosedur identifikasi korban bencana hingga kecelakaan pertama yakni sidik jari korban. Hal itu bisa didapat dari pihak keluarga lewat sejumlah dokumen, salah satunya ijazah dan yang nantinya dicocokkan.
"Itu akan sangat membantu. Jadi dokumen apa pun yang bisa menjelaskan korban sebelum meninggal dunia itu sangat bermanfaat bagi TIM DVI," ujarnya.
Parameter kedua yakni gigi, kata Rusdi adalah menyerahkan riwayat pemeriksaan gigi semasa hidup ke tim DVI. Dan terakhir adalah sampel DNA dari keluarga inti korban yang hingga kini sudah ada 40 sampel DNA untuk keperluan identifikasi.
"Setelah semua data itu didapat, akan diverivikasi sehingga diharapkan tidak ada data ganda," tuturnya.
Baca juga: Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Terus Berdatangan ke RS Polri
Dengan keperluan itu, Rusdi pun berharap keluarga korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 bisa segera menyerahkan data yang dimaksud. Terlebih hingga pagi tadi sudah masuk 16 kantong jenazah dan tiga kantong properti hasil proses evakuasi.
"Hingga kini tim gabungan DVI juga masih melakukan pemeriksaan," pungkasnya. (Ifand/tha)