JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sejak minggu ke-3 September hingga minggu ke-4 Desember 2020, persentase kepatuhan memakai masker menurun 28%, kata Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc., Dip.Com, Kepala Sub Bidang Sosialisasi Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Senin (11/01/2021).
Selain itu, lanjut Dwi, kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan menurun 20,6%. Hal ini, berkontribusi pada kenaikan kasus positif pada Oktober-Desember 2020 sebesar 113%.
Hal ini akibat masyarakat kelelahan atau mengalami pandemi fatigue (kelelahan akibat pandemi).
Baca juga: Presiden Jokowi Ingatkan Warga Waspada Krisis Pangan di Tengah Pandemi
"Kelelahan akibat pandemi bisa menimpa siapa saja, masyarakat bahkan tenaga medis. Apalagi setiap hari tenaga medis harus menggunakan APD (alat pelindung diri) saat menjalankan tugasnya," terang Dwi Listyawardani dalam acara talkshow secara daring dari Graha BNPB Jakarta, Senin (11/01/2021)
Talkshow yang bertema: :Pandemic Fatigue, Jangan pernah Menyerah!" juga menampilkan pembicara: Ketua Prodi Magister Kedokteran Kerja/ Pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas – FKUI/Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI), Dr. dr. Dewi Soemarko, MKK, Sp.Ok dan Kepala Divisi Psikiatri Forensik/Ketua Prodi. Spesialis Kedokteran Jiwa, FKUI – RSCM, dr Natalia Widiasih Raharjanti, Sp.KJ(K), MPdKed. Sedangkan host: Egiet Hapsari.
Dwi Listyawardani mengatakan, sebetulnya tuntutan kita kepada masyarakat jauh lebih ringan hanya untuk memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan.
"Namun kondisi masyarakat akibat pandemi yang lama ini menjadi lelah. Tadinya ada yang mengatakan ini (pandemi) akan berakhir bulan April, Juli tapi malah berkepanjangan," kata Dwi Listyawardani.
Ia menambahkan situasi seperti ini akhirnya menimbulkan kelelahan di tengah masyarakat. Selain itu, ada yang mendorong mereka untuk beraktivitas di antaranya faktor ekonomi.
|” Jadi kita tidak bisa mempertahankan mereka untuk tetap di rumah," tutur dia.