JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui Pemerintah masih terus menggelontorkan dana sebesar Rp33 triliun per tahun untuk subsidi pupuk dan bibit tanaman.
Namun demikian, kata Jokowi, dengan subsidi sebesar itu tidak ada lompatan yang baik dari segi produksi.
"Ini jelas ada yang salah, ada yang tidak benar," terang Jokowi dalam sambutannya pada acara pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/1/2021).
Baca juga: Dasco: DPR Masih Menunggu Surat Presiden Soal Calon Kapolri Pengganti Jenderal Idham Azis
Hadir dalam acara itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dan para menteri lainnya.
Presiden juga mengungkapkan bahwa saat ini, Indonesia sangat bergantung pada impor kedele, jagung, bawang putih, dan gula. Padahal pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 33 triliun per tahun untuk subsidi pupuk dan bibit tanaman.
"Kita tahu penduduk Indonesia sudah 270 juta jiwa lebih. Oleh sebab itu, pengelolaan yang berkaitan dengan pangan harus diseriusi. Pembangunan pertanian betul-betul harus kita seriusi, terutama yang berkaitan dengan komoditas pertanian yang impor,” kata Jokowi.
Baca juga: Menhub: Presiden Jokowi Perintahkan untuk Maksimalkan Pencarian Sriwijaya Air
Ia mengatakan, pada beberapa pekan terakhir ini, pemerintah disibukkan oleh permasalahan terkait tahu, tempe, dan kedele. Harga kedele impor melonjak hingga 35% sehingga mempengaruhi harga tahu dan tempe di tingkat konsumen.
"Kedele hati-hati. Jagung hati-hati. Gula hati-hati. Ini yang masih impor jutaan ton, bawang putih, dan beras. Meskipun ini sudah hampir 2 tahun kita tidak impor beras. Saya mau melihat betul pangannya kondisinya seperti apa, apakah konsisten bisa kita lakukan untuk tahun-tahun mendatang,” jelas dia.
Baca juga: Manager Membenarkan, Raffi Ahmad Akan Divaksin di Istana Bareng Presiden Jokowi
.jpg)
