Jokowi Ajak Waspadai Krisis Pangan Sebagai Dampak Pandemi Covid-19

Senin 11 Jan 2021, 16:50 WIB
Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi.

JAKARTA -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak untuk waspada terjadinya krisis pangan yang akan terjadi sebagai dampak dari pandemi Covid-19. 

"Krisis pangan itu terjadi karena membuat banyak negara membatasi mobilitas warga, baik keluar maupun ke dalam negaranya masing-masing,"  terang Jokowi. 

Itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya pada  acara pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/01/2021).

Baca juga: Rekening Diblokir Bank Atas Permintaan PPATK, Munarman : Itu Rekening Biaya Berobat Ibu Saya yang Sakit

Hadir dalam acara itu, di antaranya ialah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, hingga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Presiden juga menyebutkan Organisasi Pangan Dunia (FAO) telah memperingatkan potensi krisis pangan akibat Covid-19.

Pandemi membuat banyak negara membatasi mobilitas warga, baik keluar maupun ke dalam negaranya masing-masing. 

Baca juga: Terima Berita Baik dari BPOM, Jokowi dan Jajaran Kabinet Siap Divaksinasi Lusa

"Kebijakan tersebut berdampak pada distribusi antarnegara dan distribusi pangan dunia. Salah satu yang terdampak adalah distribusi kedelai yang masih diimpor dari negara lain ke Indonesia," terang Jokowi. 

“Hati-hati mengenai ini. Akibat pembatasan mobilitas warga, bahkan distribusi barang antarnegara, distribusi pangan dunia menjadi terkendala, dan kita tahu, beberapa minggu terakhir ini urusan yang berkaitan dengan tahu dan tempe, kedelai jadi masalah juga karena yang tadi saya sampaikan,” kata Jokowi. 

Presiden mengatakan, pembangunan pertanian sudah harus segera dilakukan secara detail, utamanya terkait komoditas yang saat ini masih memerlukan impor.

Baca juga: Pemerintah Tetapkan Biaya Umrah Minimal Rp26 Juta, Naik Signifikan di Masa Pandemi

"Urusan bawang putih, gula, jagung, kedelai, dan komoditas lain yang masih impor tolong ini menjadi catatan dan segera dicarikan desain yang baik agar bisa kita selesaikan," kata Presiden.

Pembangunan pertanian kini tak lagi bisa hanya dilakukan dengan menggunakan cara-cara konvensional yang sudah bertahun-tahun dilakukan.

Menurut Kepala Negara, apa yang dibutuhkan oleh negara kita ialah membangun sebuah kawasan pertanian berskala ekonomi besar, termasuk salah satunya lumbung pangan baru.

Baca juga: Bikin Tepung Singkong Serbaguna, IKM Pangan Ini Jadi Pemenang IFI 2020

"Oleh sebab itu kenapa saya dorong food estate ini harus diselesaikan. Paling tidak tahun ini yang di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah harus selesai. Kita mau evaluasi masalahnya apa, teknologinya yang kurang apa, karena ini akan menjadi contoh," imbuhnya. (johara/win) 

Berita Terkait

News Update