TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Sri Rahayu (38), keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tak kuasa menahan tangis saat datang ke Posko Crisis Center di Terminal kedatangan 2D, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Dirinya mengaku kehilangan lima anggota keluarga yang merupakan penumpang pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 14.40 WIB.
"Keluarga saya ada lima (yang jadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air). Tante saya, anaknya, menantu, cucu dan ibunya," ujar Sri di Terminal 2D Bandara Soetta, Tangerang, Minggu (10/1/2021) dini hari.
Baca juga: Jokowi Ajak Masyarakat Doakan Korban Musibah Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182
Sri mengaku kelima keluarganya yang menjadi korban pesawat Sriwijaya Air hanya transit di Jakarta sementara waktu lantaran sepupuya dipindah kerjakan sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Pontianak.
Sri mengatakan kelima saudaranya itu ke Jakarta untuk melakukan swab test, lantaran untuk swab test di Pangkalpinang (Bangka Belitung) terlalu mahal.
"Dia itu PNS ditugaskan di Kalimantan, dari Kalimantan dia jemput ibunya di Pangkalpinang. Karena di Pangkalpinang itu test swab mahal seharga Rp2 juta ke atas, jadi mereka test swab-nya di Jakarta," katanya.
Baca juga: Pasukan Katak TNI AL Sisir Permukaan dan Dasar Laut, Ini Hasil Update Pencarian Sriwijaya Air SJ-182
Saat tiba di Jakarta, lanjut Sri, dirinya tidak sempat menemui kelima saudaranya yang menginap di sebuah hotel di bilangan Slipi, Jakarta Barat. Namun dirinya mengaku sempat melakukan video call hingga 30 menit.
"Video call hampir sekitar setengah jam-an karena kan saya enggak bisa ke hotel mereka nginep di hotel kawasan Slipi, karena saya di Bekasi mau ke Slipi itu jauh menyamperin mereka," katanya.
Sri mengaku tidak menyangka video call itu merupakan komunikasi terakhir dirinya beserta kelima saudaranya.