JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tragedi jatuhnya Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu Sabtu (9/1/2021) mengingatkan tragedi yang sama pada 1 Januari 2007. Adam Air KI-574 jatuh di 85 mil laut barat laut Kota Makassar pada ketinggian 35 ribu kaki
Pesawat tujuan Surabaya-Manado ini mengangkut 96 penumpang dan 6 awak. Pesawat berangkat pukul 12.55 WIB. Semestinya pesawat tiba di Bandara Sam Ratulangi pukul 16.14 Wita.
Pada 14.53 Wita, datang kabar mengejutkan: pesawat putus kontak dengan Pengatur lalu-lintas udara (ATC) Bandara Hasanuddin Makassar.
Pada 27 Agustus, kotak hitam ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat. Selain perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR), juga ditemukan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder atau CVR) di kedalaman 2.000 meter.
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus bekerja berdasarkan temuan itu. Akhirnya, Pada 25 Maret 2008, KNKT mengumumkan hasil penyelidikan mereka. Awalnya, alat navigasi pesawat atau Internal Reference System (IRS) rusak.
Menurut KNKT, kedua pilot terkonsentrasi memperbaiki kerusakan dan lupa memerhatikan instrumen yang lain. Mereka tidak menyadari pesawat miring dan turun mendekati laut. Mereka baru sadar dua menit sebelum pesawat pecah menabrak laut.
Anggota KNKT Mardjono menjelaskan, kerusakan IRS terjadi dalam 13 menit terakhir penerbangan, sebelum pesawat jatuh.
Hasil rekaman Digital Flight Data Recorder (DFDR) menunjukkan, mulanya pesawat telah terbang dengan bantuan instrumen kemudi otomatis.
Namun, penanganan terhadap IRS yang dilakukan tidak sesuai dengan panduan, sehingga kemudi otomatis pesawat menjadi tidak berfungsi. Pesawat pun mulai miring.
Pada Agustus 2008, beredar rekaman pembicaraan yang konon pembicaraan terakhir di kokpit Adam Air KI-574.
Jika rekaman itu asli, rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang menyimpulkan kecelakan akibat kesalahan manusia (human error) dianggap tidak mendasar dan keliru.
Dari rekaman tersebut, selain karena IRS-nya tidak berfungsi, terdapat faktor-faktor lain yang menjadi penyebab kecelakaan yang menewaskan 102 penumpang pesawat Boeing 737-400 tersebut. Jadi, bukan human error.
Departemen Perhubungan menyatakan, rekaman asli ada di KNKT tersimpan dalam boks tertutup bersifat rahasia dan berbentuk pita. Yang beredar itu tidak asli dan tidak orisinal.
Adam Air akhirnya tutup. Bukan karena kasus ini, tapi lantaran urusan bisnis. Jatuhnya Sriwijaya Air hari ini lantas mengingatkan publik pada tragedi terburuk dunia transportasi di negeri ini. (ruh)