JAKARTA, POSKOTA.CO.ID-- Kesibukan di hari Selasa kemarin ini membuat saya lupa akan jam makan siang. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15:00. Kebetulan di dekat kantor ada sebuah warteg langganan.
Terakhir, saya makan di sana sebelum PSBB Jakarta diterapkan yaitu sekitar akhir Maret 2020. Menu saya siang itu adalah sayur lodeh, ikan goreng dan bakwan jagung beserta sambal terasi. Seperti biasa sambil makan saya ngobrol ngalor ngidul dengan penjaga warung.
Ada yang berbeda saat kunjungan siang itu dibandingkan dengan yang terakhir. Selain saya dan sang penjaga warung menerapkan prokes memakai masker, tidak tersedianya menu tahu dan tempe membuat janggal suasana.
Usut punya usut, ternyata warung tersebut tidak bisa membeli tahu dan tempe karena hilang dari pasaran! Para pengrajin tahu dan tempe rupanya sedang mogok akibat harga kedelai yang mahal karena tingginya permintaan dari negeri China.
Hal ini sangat menggelitik batin saya. Makanan sehari-hari rakyat Indonesia yaitu tahu dan tempe, pasokan kedelainya sangat tergantung dari luar negeri.
Tidak hanya kedelai, bahan pangan lainnya seperti gandum, gula, dan beras, ternyata kita masih impor. Bahkan, Indonesia yang notabene adalah negara maritim masih mengimpor garam.
Pemerintah tentu tidak tinggal diam dan terus berupaya menyikapi masalah pangan ini. Presiden Megawati Soekarnoputri semasa beliau menjabat telah membentuk Dewan Ketahanan Pangan dalam rangka perumusan kebijakan serta pengendalian dan pemantapan ketahanan pangan nasional.
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono semasa kepemimpinan beliau juga menaruh perhatian besar terhadap masalah pangan melalui program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang bertujuan menjamin ketersediaan bahan pangan rumah tangga.
Pangan adalah bagian yang sangat vital dari pertahanan nasional. Dalam menyikapi ketahanan pangan, Presiden Joko Widodo memprakarsai Lumbung Pangan Nasional (Food Estate) yang bertujuan mengelola cadangan pangan nasional agar tidak menimbulkan krisis pangan.
Pada bulan Oktober tahun lalu, Presiden Joko Widodo menunjuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk memimpin program tersebut.
Harapan saya di awal tahun 2021 ini adalah masalah pangan terus mendapat perhatian serius dari pemerintah dan program Lumbung Pangan Nasional dapat berhasil dengan baik sehingga Indonesia bisa berswasembada pangan dan berdaulat.