AMERIKA, POSKOTA.CO.ID – Dinilai bisa memicu kekerasan lebih lanjut, Twitter membekukan permanen akun Presiden Donald Trump secara permanen.
Keputusan itu dibuat Twitter "setelah melihat secara cermat cuitan terbaru akun @realDonaldTrump dan konteks peristiwa di sekitarnya".
Sebelumnya, akun Trump sempat dikunci selama 12 jam.
Twitter kemudian mengatakan akan melarang Trump "secara permanen" apabila dia kembali melanggar aturan platform.
Menanggapi tindakan Twitter itu, penasihat senior kampanye Trump, Jason Miller, mencuit: "Menjijikkan ... jika Anda tak berpikir mereka akan datang untuk Anda berikutnya, Anda salah."
Baca juga: Konggres AS Bersiap Memakzulkan Presiden Donald Trump
Pada Jumat, Google juga menangguhkan Parler - saingan Twitter yang semakin populer di kalangan para pendukung Trump - dari distribusi aplikasinya.
"Kami tahu ada unggahan yang berlanjut di aplikasi Parler yang berupaya menghasut kekerasan yang tengah terjadi di AS," kata Google.
Reuters dan BBC merilis, larangan atas akun Twitter Trump pada hari Jumat setelah dia mencuit beberapa pesan pada Rabu, yang menyebut para pendukungnya yang menyerbu gedung Capitol sebagai "patriot".
Ratusan pendukungnya memasuki Gedung Capitol ketika Kongres AS berusaha mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden.
Kekerasan yang terjadi kemudian menyebabkan kematian empat warga sipil dan seorang aparat polisi.