SEORANG kakek, tertatih-tatih berjalan bertumpu pada tongkatnya. Orang banyak di kampung yang dilalui sang kakek boleh saja melihat sebelah mata, sambil berucap; “Mau kemana sih kakek, udah jalanannya reyot, keluyuran. Di rumah aja kek, nanti kesambet!”
Tapi si tua renta hanya tersenyum dalam hati. Ternyata juga pendengarannya masih terang. “ Cucu, kakek tanya, mana jalan ke istana raja?” Tanya si kakek dengan suara bergetar.
Si orang muda yang terlihat kayak jagoan, hanya tesenyum juga di dalam hatinya. “Ada-ada saja si kakek, tanya istana segala. Nanti ngeliat para pengawal pingsan?”
Baca juga: Kuncinya Pada Disiplin Diri
Tapi selagi si orang muda bicara sinis, tiba-tiba si kakek renta itu sudah melesat terbang di atas kepalanya; Wus,wus,wus!
Si orang muda nggak sempat terperanjat, karena sudah nggak sadar, pingsan. Nampaknya si kakek itu adalah pendekar dari dunia persilatan yang sengaja turun gunung. Kalau sudah begini ceritanya, ada sesuatu yang nggak beres di satu Negara. Kekacauan berkecamuk, orang siapa saja bikin gaduh. Pokoknya kerajaan lagi gaduh! Maka para pendekar pada turun gunung, dari yang muda sampai yang tua!
Itu kisah yang pernah viral di tahun tujuh puluhan yang bisa dibaca melaui komik. Sekarang ini bisa ditonton melalui layar lebar atau TV. Nah, bukan mau mengenang masa lalu, tapi bolehlah bahwa cerita semacam kayaknya lagi terjadi di dunia nyata, ya?
Baca juga: Dikebiri Saja Biar Kalem
Negeri ‘antah berantah’ lagi gaduh, lalu siapa saja muncul. Mereka mengklaim mau ikut membenahi urusan Negara. Bukan saja politikus muda yang suaranya lantang, tapi yang tua juga ikut bersuara keras.
“Ngurus negara aja pada nggak becus.Udah minggir sana!” kata si tua.
“ Kakek yang minggir, dah tua istirahat saja sana!” kata yang muda.