MUI Pastikan Vaksin Covid-19 Sinovac Buatan China Halal, Penggunaan Masih Tunggu Izin BPOM

Jumat 08 Jan 2021, 17:16 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. (ist)

Ilustrasi vaksin Covid-19. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan vaksin virus corona atau Covid-19 buatan perusahaan asal China, Sinovac, hukumnya suci dan halal.

"Setelah dilakukan diskusi panjang, rapat komisi fatwa sepakat bahwa Vaksin Covid-19 produksi Sinovac yang diajukan proses sertifikasi oleh Bio Farma hukumnya suci dan halal," kata Ketua MUI Bidang Fatwa, KH. Asrorun Ni’am Sholeh, Jumat (8/1/2021).

Asrorun menyampaikan hal itu setelah MUI menggelar sidang pleno untuk membahas aspek kehalalan vaksin Covid-19.

Baca juga: Kemenag: Fatwa Penetapan Kehalalan Produk Tetap Kewenangan MUI

Sidang itu sendiri dilakukan setelah mendengarkan laporan dua orang dari tim auditor Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI yang mengaudit langsung ke lokasi pembuatan vaksin Sinovac di China dan perwakilan dari Komisi Fatwa yang ahli di bidang hukum Islam.

Sidang berlangsung sekitar dua jam dengan dihadiri pimpinan dan anggota komisi fatwa serta tim auditor LPPOM MUI.

Meski menyatakan vaksin tersebut hukumnya suci dan halal, Asrorun menambahkan, terkait kebolehan vaksinasinya dikembalikan pada BPOM.

"Fatwa utuh vaksin Covid-19 Sinovac menunggu hasil dari kajian BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) terkait ketayiban dan keamanannya," imbuh Asrorun.

Baca juga: Soal Uji Vaksin, DPR: MUI dan BPOM Jangan Jadi Tukang Stempel

Diketahui, tak kurang dari 3 juta vaksin Sinovac asal China telah didistribusikan ke 12 provinsi di Indonesia. Target pertama yang akan menerima vaksin adalah tenaga kesehatan (nakes). Presiden Joko Widodo akan menjadi yang pertama divaksin dan dijadwalkan pada 13 Januari mendatang.

Selain dari China, Indonesia juga akan mengimpor vaksin dari negara lainnya. Antara lain 50 juta dosis vaksin Novavax dari Kanada, 50 juta dosis vaksin Covax dari Gavi, 50 juta dosis vaksin AstraZaneca dari Inggris, dan 50 juta dosis vaksin Pfizer dari Amerika Serikat.

Dalam rapat terbatas (ratas), Rabu (6/1/2021), Presiden Jokowi menyebut Indonesia telah memesan 329,5 juta dosis vaksin Covid-19 dari berbagai negara.

Baca juga: Jokowi Tegaskan Kesiapannya Jadi Orang Pertama Divaksin Covid-19

Pemerintah ingin segera mengakhiri pandemi Covid-19 dengan mendatangkan sekitar 400 juta vaksin. Hanya saja langkah pemerintah agaknya belum bisa berjalan mulus. Penyebabnya, belum semua masyarakat bersedia divaksin. Ketidaktahuan masyarakat membuat vaksin Sinovac dan mungkin juga vaksin lainnya menuai pro dan kontra.

Sikap masyarakat pun terbelah. Sebagian ingin segera vaksin disuntikkan. Tapi sebagian lainnya menolak. Kelompok yang menolak ragu akan kehalalan dan keamanan vaksin. Mereka juga pesimistis pandemi bisa selesai dengan vaksin.

Terkait keamanan vaksinasi, BPOM sendiri masih menunggu laporan interim uji klinis fase III vaksin Sinovac dari tim riset Unpad di Bandung.

Baca juga: Penyuntikan Vaksin Covid-19 Diprioritaskan Pada Tiga Kelompok

Sementara itu, Manajer Tim Riset Fakultas Kedokteran Unpad Eddy Fadlyana menjanjikan pihaknya mengirim laporan interim uji klinis fase III ke BPOM pada pekan ini. Selanjutnya, BPOM yang akan melaporkan hasilnya pada pekan depan. (*/ys)

Berita Terkait
News Update