JADI seniman pakai tanda petik, memang dibenci warga. Seperti Sofiadi, 45, dari Aceh ini contohnya. Malam-malam nyatroni Mutia, 40, bini sahabat sendiri. Tapi belum sampai berbuat sudah diteriaki ABG anak tuan rumah. Mutia dan Sofiadi pun tengah malam dipaksa diguyang (dimandikan) di sungai. Wrrrbb…….
Seniman sejati hasil karyanya sangat digemari masyarakat, karena dunia di tangannya menjadi lebih indah. Tapi jika seniman itu bermakna: senang istri teman, dia akan dikutuk masyarakat belahan manapun. Sebetulnya sih, jika masih tahap wacana saja nggak masalah, tapi jika sampai buka celana, ini yang gawat. Banyak “seniman” dihajar masa juga karena tak sekedar wacana, tapi sudah berani buka celana itu tadi.
Sofiadi adalah salah satu seniman yang tak pernah pameran itu. Keakrabannya dengan Helmy, 43, justru dimanfaatkan untuk bisa mendekati Mutia, istrinya yang cantik macam Cut Keke. Rupanya pancaran asmara Sofiadi ini juga dapat sinyal full sampai 5 digit dari Mutia, sehingga keduanya semakin mesra saja dalam dialog antar HP. Sebentar-sebentar HP mereka “bersiul” dengan riuhnya, membawakan tembang-tembang asmara.
Baca juga: Jadi Menantu Orang Kaya Malah Tidak Direken Istri
Helmy ini punya toko kelontong di bilangan Tangse Kabupaten Pidie. Bukanya sampai malam, pukul 20.00. Nah, menjelang tahun baru itu pun Sofiadi berkunjung ke toko sahabatnya. Namanya juga sahabat lama, keduanya ngobrol asyik banget sampai tak terasa waktu sudah menunjuk pukul 22.00. Dia mau pulang ke Pidie Jaya, tapi dicegah oleh Helmy., “Sudah nginep di sini saja bareng saya.” ujar pemilik toko.
Sofiadi sebetulnya sudah punya rencana besar, sehingga tawaran Helmy pun diterima dengan senang hati. Karena menghormati tamu, malam itu Helmy tak pulang ke rumah, dia tidur menemani tamu sekaligus sahabatnya. Karena capek, Helmy pun langsung mendengkur, merenda sejuta mimpi.
Sekitar pukul 01.00 dinihari diam-diam Sofiadi pergi dengan mobilnya menuju rumah Helmy untuk menemui istrinya yang jelita itu. Rupanya mereka sudah janjian, sehingga Mutia membukakan pintu dengan cepat. Mereka pun ngobrol berdua dengan suara yang volume dikecilkan. Tempatnya pun bukan di ruang tamu. Mereka pikir situasi benar-benar aman dan mantap terkendali.
Baca juga: Bini Mbah Kasan Masih Muda Dibuat “Bancakan” Tetangga
Nggak tahunya, Inung, 14, ABG anak Mutia memergoki adegan itu. Melihat ibunya ngobrol dengan tamu tanpa jaga jarak bahkan cenderung berdempetan, dia tahu makna yang sebenarnya. Ini mah bukan sekedar pelanggaran prokes, tapi juga etika. Spontan dia berteriak, minta tolong.
Yang kaget bukan saja duet maut Mutia-Sofiadi, tapi juga para tetangga. Penduduk keluar rumah merangsek ke rumah Helmy. Melihat situasi demikian gawat, Sofiadi mau kabur. Tapi baru beberapa langkah sudah berhasil ditangkap warga. Dalam pemeriksaan keduanya mengaku hanya ngobrol biasa, tidak berbuat maksiat.
Tapi karena waktunya tidak lazim, patut diduga mereka hendak berbuat tak senonoh. Karena segera ketahuan, Mutia-Sofiadi baru mau berbuat tak senonoh. Jika tak ketahuan bisa saja berbuat sepuluh nonoh. Karena sidang adat gampong (kampung) memutuskan, malam itu juga keduanya diguyang atau dimandikan di kali baru diserahkan ke polisi Polsek Tangse.
Kata penyanyi cilik Yoan Tanamal, “Mandi malam tidak biasa, tidak mandi digerebek warga……!” (Tribun/Gunarso TS)