Sudin KPKP Jakut Pastikan Ketersediaan Tempe Dan Tahu Aman

Selasa 05 Jan 2021, 15:07 WIB
Sudin KPKP Jakarta Utara saat melakukan pemantauan di sejumlah pasar di Jakarta Utara mendampingi Dinas KPKP DKI Jakarta. (Dok/ist)

Sudin KPKP Jakarta Utara saat melakukan pemantauan di sejumlah pasar di Jakarta Utara mendampingi Dinas KPKP DKI Jakarta. (Dok/ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara, memastikan stok pangan  tahu dan tempe aman meski ada kenaikan harga.

Hal itu dipastikan Sudin KPKP Jakarta Utara setelah dilakukan pemantauan di sejumlah pasar di Jakarta Utara mendampingi Dinas KPKP DKI Jakarta.

Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Utara, Unang Rustanto mengatakan pengawasan untuk memastikan ketersediaan tahu dan tempe di Jakarta Utara dilakukan selama dua hari berturut-turut.

"Kemarin Senin dan hari Selasa ini. Kami sudah melakukan pemantauan setidaknya pada 11 pasar di Jakarta Utara," katanya, Selasa (5/1/2021).

Baca juga: Harga Kedelai Meroket, Bareskrim Polri Selidiki Dugaan Penimbunan

Unang menambahkan dari enam pasar di empat kecamatan yang  dikunjungi pada Senin (4/1/2021) kemarin, menunjukan kenaikan harga tahu dan tempe bervariasi.

Ke-6 pasar yang dilakukan pemantauan meliputi dua pasar di Kecamatan Penjaringan, yakni Pasar Pluit dan Teluk Gong.

Dua pasar di Kecamatan Kelapa Gading Pasar Inpres dan Pasar Mandiri, Pasar Koja Baru di Kecamatan Koja dan Pasar Pademangan Barat di Kecamatan Pademangan.

"Temuan lapangan menunjukkan ada kenaikan harga yang bervariasi di sejumlah pasar. Kenaikan tersebut lebih tinggi kisaran Rp 1.000 dari sebelumnya," terangnya. 

Baca juga: Ketua DPD RI Minta Kemendag Segera Mencari Solusi untuk Menstabilkan Harga Kedelai

Untuk hari ini Unang mengatakan pengawasan kembali dilakukan di lima pasar sekaligus.

Kelima pasar tersebut adalah Pasar Pelita, Pasar Anyar Bahari, Pasar Kebon Bawang, Pasar Sungai Bambu di Kecamatan Tanjung Priok dan Pasar Pluit Penjaringan di Kecamatan Penjaringan.

"Untuk kenaikan harga kisarannya masih sama, namun ukurannya dikecilkan. Dengan hasil-hasil dari pantauan dan temuan pasar-pasar yang sudah dilakukan hingga hari ini, kami dapat pastikan ketersediaan tahu tempe di Jakarta Utara masih aman,” katanya.

Sebelumnya, Sunoto (40) salah satu pengrajin tempe di Kampung Tempe, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara masih mengeluhkan mahalnya harga kacang kedelai.

Baca juga: Satgas Pangan Bareskrim Polri Selidiki Penyebab Kenaikan Harga Kedelai di Pasaran

Sunoto mengungkapkan, harga kedelai saat ini mencapai Rp9.000 ribu per-kilogram yang semula harga normal hanya Rp7000 ribu.

"Harga kedelai sebelumnya Rp 7000 sampai Rp 9000. Itu perkilo," jelasnya saat ditemui di tempat produksi tempenya.

Noto menuturkan, cara mensiasati agar tidak tekor biaya produksi dengan menaikan harga. Kenaikan harga tempe yang ia produksi dijual dengan kenaikan harga Rp 1000 perpotong.

"Terkadang harganya naiknya Rp 1000, harga Rp 5000 ke Rp 6000. Kalau ukuran di kurangi kadang kadang pembelinya banyak komplen. Apa lagi udah kecil di kecilin lagi tetap ada komplain," jelasnya kemarin.

Baca juga: Kembali Produksi, Pengrajin Tempe di Sunter Agung Berharap Harga Kedelai Segera Turun

Meski begitu Noto mengatakan, untung dari hasil usahanya masih sangat tipis. Keuntungan menurun sekitar 20 persen akibat kenaikan harga kedelai.

Dirinya berharap, pemerintah dapat segera menemukan solusi untuk kembali menstabilkan harga bahan pokok tempe.

"Kalau orang-orang mengharapkan harga tempe turun. Agar harga yang kita jual sudah jadi tempe tetap stabil ya harga kacang kedelai harus turun," pintanya. (yono/tri)

Berita Terkait

News Update