MASIH ingatkah, ketika zaman kuda gigit besi, ketika pengetahuan harus dicari melalui buku. Mau tahu apa saja perlu baca buku, maka tak heran kalau buku disebut jendela dunia. Misalnya saja, hanya sekedar mau tahu makna mimpi, kita harus ngebet buku pedoman tentang arti mimpi, atau buku primbon mimpi.
Tapi, sekarang mah nggak usah repot-repot cari buku tersebut secara pisik, kalau nggak punya. Kan sudah ada Mbah Google? Jadi silakan ketuk-ketuk dan pencet-pencet, maka akan muncul apa yang diinginkan.Seperti arti mimpi, misalnya.
Jadi nggak usah dipersoalkan, ya. Karena mau nggak mau, suka nggak suka, ya manusia harus mengikuti perkembangan zaman yang begitu pesat dan serba canggih. Kalau nggak mau ketinggalan. Nggak tahu dunia luar, kayak katak dalam tempurung?
Baca juga: Sopir, Politisir Debat Kusir
Ya, okelah, mari kita ngomong soal mimpi-mimpi dan artinya. Dalam buku cetak atau elektronik itu, ada ratusan arti mimpi. Mimpi dipatok atau digigit ular, mau punya istri. Bagi yang masih jomblo, boleh jadi sangat senang. Tapi bagi yang sudah punya, janganlah bilang-bilang sama sang istri. Simpan sajalah, sebagai rahasia pribadi. Siapa tahu bisa jadi kenyaatan, bisa punya istri lagi? Mimpi melihat mayat, katanya mau dapat rezeki?
Mimpi melihat orang-orang penting. Bertemu dengan Bung Karno, dan tokoh besar dunia? Termasuk mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW? Boleh-boleh saja, karena itu kan semua sebagai pengalaman spiritual pribadi. Yang nggak boleh kalau cuma ngarang-ngarang doang, bohong alias hoaks. Itu nggak boleh, dosa. Kalau dosa, urusannya ya neraka.
Ada yang bilang mimpi itu hanya ‘kembang’ tidur! Mimpi buruk dan mimpi indah, sama saja. Keduanya hanya mimpi.
Baca juga: Gaduh Terus, Cape Deh!
Soalnya, ketika orang bermimpi dan menceritakan pada orang lain, yang diceritakan, boleh percaya, boleh juga tidak. Habis buktinya apa? Hem,bingung kan? (massoes)
