Sementara itu, humas RSUD Kota Bogor, Taufik Rahmat, mengatakan ada beberapa mekanisme yang harus dilakukan sebelum jenazah bisa dibawa pulang oleh keluarga.
"Jenazah tidak langsung dipulangkan pasca meninggal karena waktu sudah dini hari kendala dalam pemakaman. Kalau tengah malam tidak ada petugas pemakanan, selain kalau warga dari Leuwiliang Kabupaten Bogor, petugas pemakaman yang piket saat itu memang satu orang untuk malam. Untuk pemakaman ke lokasi minimal dua orang," ungkap Taufik.
Sementara itu terkait ada persoalan jenasah tertukar, lanjut Taufik diakui ada kelalaian komunikasi petugas jenazah dalam memberikan laporan.
"Informasi laporan ada satu pasien meninggal, namun ternyata ada lebih dari satu orang. Terkait hal ini kami sangat menyayangkan petugas tidak melalukan pengecekan ulang jenazah yang hendak diserahkan kepada keluarganya," paparnya.
"Bukan tertukar, tetapi pada hari itu ternyata lebih dari satu orang yang meninggal. Akhirnya kami coba perbaiki, kami ikuti tuntutan pihak keluarga."
Respons Kadinkes Kota Bogor
Sementara itu, Plt Kadinkes Bogor Kota, Sri Nowo Retno yang dikonfirmasi hal ini mengaku belum mendapatkan keterangan apa pun dari kejadian tertukarnya jenasah pasien Covid-19 tersebut.
"Maaf saya sedang memimpin rapat. Bisa menghubungi humas Bu Erny," ungkapnya.
Namun ketika Poskota.co.id mencoba mengonfirmasi Humas Erny melalui telepon dan pesan singkat Whatapps, yang bersangkutan belum memberikan respons. (angga/ys)