JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi mengatakan, Indonesia adalah negara dengan tingkat pengonsumsian kedelai terbesar di dunia setelah Cina. Sebagian besar kedelai di Indonesia terserap untuk kebutuhan produksi tahu dan tempe.
"Harga kedelai naik akibat pertama, terbatasnya pasokan kedelai impor Indonesia dari sejumlah negara pengekspor, seperti Amerika Serikat, Argentina dan Brasil," katanya saat dihubungi, Minggu (03/01/2021) malam.
Prima mengatakan, saat ini tengah melonjak permintaan komoditas kedelai dari China ke Amerika Serikat. "Jika negara diam yang dirugikan adalah golongan menengah ke bawah. Karena sumber protein yang terjangkau saat ekonomi melemah akibat Covid adalah tahu dan tempe," katanya.
Baca juga: Pengrajin Tahu dan Tempe Gulung Tikar, Pemerintah Diminta Menekan Harga Kedelai
Sebelumnya, sejumlah pengrajin tahu dan tempe melakukan aksi mogok operasi untuk berhenti memproduksi. Aksi mogok produksi kali ini dipicu lantaran harga kedelai naik.
Aksi mogok beroperasi memproduksi tersebut sudah dilakukan oleh para pengrajin tahu dan tempe di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek), sejak Kamis (31/12/2020) sampai dengan Minggu (3/1/2021).
Aksi mogok produksi tersebut seperti dilakukan oleh Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia (SPTI). Para pengrajin tahu dan tempe itu melakukan aksi mogok produksi dengan harapan keluhannya didengar pemerintah supaya harga kedelai bisa kembali seperti semula. (rizal/ys)