JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pasca 3 hari melakukan aksi mogok produksi, pengrajin tempe di Kampung Tempe, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara kembali memulai produksi. Meski demikian, mereka masih mengeluhkan mahalnya harga kacang kedelai.
Sunoto (40) salah satu pengrajin tempe mengungkapkan, harga kedelai saat ini mencapai Rp9 ribu per-kilogram yang semula harga normal hanya Rp7 ribu.
"Harga kedelai sebelumnya Rp7000 sampai Rp9000. Itu perkilo," jelasnya saat ditemui di tempat produksi tempe miliknya.
Baca juga: Harga Tempe Naik Mulai Senin 4 Januari 2021 Gegara Mogok Produksi Tak Digubris
Noto menuturkan, cara menyiasati agar tidak mengalami tekor biaya produksi ialah dengan menaikan harga tempe. Harga tempe yang ia produksi kini dijual dengan kenaikan sebesar Rp1000 perpotong.
"Terkadang harganya naiknya Rp1000, harga Rp5000 ke Rp6000. Kalau ukuran di kurangi kadang kadang pembelinya banyak komplen. Apa lagi udah kecil di kecilin lagi tetap ada komplain," jelasnya.
Meski begitu Noto mengatakan, untung dari hasil usahanya masih sangat minim. Keuntungannya kian menurun sekitar 20 persen imbas kenaikan harga kedelai.
Dirinya berharap, pemerintah dapat segera menemukan solusi untuk kembali menstabilkan harga bahan baku tempe.
"Kalau orang-orang mengharapkan harga tempe turun. Agar harga yang kita jual sudah jadi tempe tetap stabil ya harga kacang kedelai harus turun," ungkapnya.
Pengrajin Tempe Kembali Produksi Setelah Mogok 3 Hari. (Yono)
Sementara itu, dari pantauan Poskota di Pasar Boplo, Gondangdia dan Pasar Senen Blok VI, Jakarta Pusat, kenaikan harga jual tempe berkisar diangka Rp1000.
"Harga satu papan kecil yang tadinya Rp4000 sekarang jualnya jadi Rp5000. Harga tiap ukuran beda-beda tapi naiknya Rp1000," jelas Ujang saat ditemui di Pasar Senen.