DI DALAM hati saya kok merasa bahwa bangsa Indonesia ini sekarang sedang diadu domba. Tapi mudah-mudahan saya salah.
Siapa yang mengadu domba, saya tidak tahu. Terasa tapi tidak terlihat. Yang tampak hanyalah bahwa kenyataan bahwa sebagian anak bangsa selalu berkonflik satu dengan yang lain.
Yang Muslim berkonflik dengan Muslim lainnya. Polisi dan TNI berkonflik dengan sebagian ummat Islam. Di beberapa daerah ada pembunuhan pemuka agama dan penganut agama tertentu.
Di Papua bendera OPM dikibarkan disertai pernyataan kemerdekaan Papua Barat. Beberapa kali juga terjadi pembunuhan di sana.
Di Aceh muncul lagi bendera GAM dan pernyataan memisahkan diri dari NKRI. Paling Akhir di medsos tampak aparat keamanan sedang bersitegang melarang warga Aceh berdoa di Masjid Raya Aceh.
Di Jalan Petamburan terlihat Polri dan TNI menurunkan baliho dan papan nama FPI yang baru saja dibubarkan. Ada pula kasus penembakan enam anggota FPI beberapa waktu yang lalu dll.
Saya tidak bermaksud mencari tahu siapa yang salah dan yang benar dalam berbagai kasus tersebut. Saya hanya ingin mengatakan bahwa situasi keamanan dan ketertiban di negeri kita sedang terganggu.
Jika konflik-konflik tersebut dibiarkan bukan tidak mungkin keadaan akan makin runyam.
Masalahnya adalah bagaimana menyelesaikan konflik antar golongan tersebut secara baik agar keamanan dan ketertiban.
Ada yang menyelesaikan konflik melalui kekerasan bersenjata. Di beberapa negara kita sering baca penyelesaian konflik lewat adu senjata ini. Juga kita pernah melakukannya beberapa kali dalam sejarah kita. Ada yang selesai tapi banyak yang konfliknya berlangsung terus.
Memang ada pemakaian kekerasan senjata yang berhasil menyelesaikan konflik. Tapi hasilnya tidak pernah benar-benar tuntas. Sebab akan selalu ada sakit hati dan dendam pada pihak yang kalah dan yang terpaksa menerima kekalahannya.