FKUI Depok Gelar Webinar Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19

Minggu 03 Jan 2021, 10:08 WIB
FKUI dalam seminar Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19 bersama Pembicara dari Berbagai Bidang Kesehatan : SIAP, CEGAH, HADAPI, SIAGA. (ist)

FKUI dalam seminar Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19 bersama Pembicara dari Berbagai Bidang Kesehatan : SIAP, CEGAH, HADAPI, SIAGA. (ist)

DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melakukan seminar online 'Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19'.

Seminar dilaksanakan secara daring ini diketuai oleh Desak Gede Budi Krisnamurti, S.Farm, Apt., M.Biomed berkolaborasi dengan Klaster Center of e-Learning IMERI menginisiasi seminar online berjudul 'Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19 bersama Pembicara dari Berbagai Bidang Kesehatan: SIAP, CEGAH, HADAPI, SIAGA'.

Edukasi online ini menghadirkan para narasumber yang merupakan pakar dan praktisi pada bidang kedokteran herbal, kedokteran gigi, dan kedokteran forensik.

Baca juga: Dosen UI Bocorkan Kunci UMKM Bertahan di Tengah Pandemi

Tujuan acara ini adalah untuk meningkatkan kembali kesadaran masyarakat tetap waspasa dan memperhatikan protokol kesehatan.

Acara berlangsung sukses dengan diikuti oleh 207 peserta dari berbagai kalangan profesi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa Timur, Jabodetabek, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Aceh, Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, hingga Papua. Kegiatan seminar ini juga turut diisi dengan pemutaran video protokol kesehatan dan permainan kuis sederhana.

Sementara itu untuk nara sumber pertama adalah pakar dan praktisi bidang kedokteran herbal, Prof, Dr. dr. Erni Hernawati Purwaningsih, M.S dari Departemen Ilmu Kedokteran Farmasi FKUI dengan topik “Herbal untuk Pencegahan Covid-19”.

Baca juga: Risiko Kematian Akibat Stroke Tinggi, Dosen Fisioterapi Vokasi UI Beri Edukasi dan Sosialisasi Deteksi Dini

Selanjutnya pada bidang kedokteran gigi disampaikan oleh drg. Desak Made Budi Indrawati yang berafiliasi di Dinas Kesehatan, menyampaikan materi dengan topik “Amankah Pergi ke Dokter Gigi di Saat Pandemi?”. Terakhir, dr. Made Ayu Mira Wiryaningsih, Sp.F dari Unit Forensik RSUI membawakan topik “Tatalaksana Jenazah & Pelayanan Kedukaan di Era Pandemi COVID-19”.

Prof Erni dalam paparannya memberikan tips sehatnya bersama keluarga. Ia menceritakan pengalamannya bersama keluarga yang biasa mengonsumsi minuman herbal secara rutin setiap hari, sebagai upaya pencegahan-bukan pengobatan. Seperti jahe yang dicacah kemudian diblender, lalu ditambahkan air jeruk nipis atau lemon, madu dan air panas.

”Selain itu, kita dapat memanfaatkan jenis tumbuhan herbal lainnya yang ada di sekitar kita, seperti meniran, bawang putih, temulawak, kunyit, lengkuas dan masih banyak lagi,” ujar Prof. Ernie, dalam keterangan pers kepada Poskota.co.id, Minggu (03/01/2021).

Baca juga: Mantap Melangkah, Siap Grak!

Selanjutnya, drg. Desak memaparkan tentang tips aman ke dokter gigi. Menurutnya, selama pandemi ini dokter gigi merupakan tempat yang paling beresiko dengan penularan sehingga pasien, sehingga sebisa mungkin menunda kunjungan.

Namun jika memang mendesak perlu ke dokter gigi maka pasien harus memperhatikan klasifikasi tindakan yang memang bersifat emergensi, kemudian lakukan survei terhadap fasilitas kesehatan yang akan dikunjungi, membuat janji terlebih dahulu, dan selalu memperhatikan protokol Kesehatan. drg. Desak juga menyampaikan solusi atau alternatif yang dapat dilakukan untuk menunda kunjungan ke dokter gigi, yaitu dengan minum obat anti nyeri, membersihkan gigi dengan baik dan teratur, menjaga makanan, kumur-kumur dengan air hangat/air garam dan lebih baik lagi kumur dengan menggunakan obat kumur yang sudah tersedia di pasaran.

Sedangkan Terakhir, dr. Mira menjelaskan secara detail terkait langkah-langkah tata laksana jenazah. Ia menjelaskan bahwa tatalaksana jenazah Covid disarankan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan karena terkait dengan limbah dan penularan infeksi.

Setiap jenazah baik itu meninggal akibat Covid-19 maupun tidak, atau akibat penyakit menular lainnya tetap harus diperlakukan secara manusiawi dan bermartabat, serta tetap harus memperhatikan sensitivitas agama, adat istiadat, dan budaya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi keluarga, masyarakat, dan tenaga medis, bukan untuk mendiskriminasi orang yang meninggal akibat/suspek Covid-19. (angga/ys)

Berita Terkait

News Update