DPR Minta BPOM Tetap Bekerja Independen dan Transparan soal Standarisasi Vaksin Sinovac

Minggu 03 Jan 2021, 10:26 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. (ist)

Ilustrasi vaksin Covid-19. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sebanyak 1,8 juta dosis vaksin Sinovac pesanan pemerintah tahap II tiba di bandar udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (31/12/2020).

Sementara itu pemerintah juga menjalin kerja sama dengan vaksin AstraZeneca & Novavax untuk mengamankan pasokan vaksin masing-masing sebanyak 50 juta dosis. 

Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher mengingatkan pemerintah, agar tetap menjaga independensi BPOM dalam memproses review atas hasil uji klinis vaksin tahap ketiga.

"Kedatangan 3 juta dosis vaksin Sinovac dan pemesanan vaksin AstraZeneca & Novavax tidak boleh menjadi tekanan pada BPOM dalam proses review atas hasil uji klinis tahap ketiga. BPOM harus tetap bekerja secara independen dan transparan," ujarnya, Minggu (03/01/2021).

Baca juga: Mau Cek Calon Penerima Vaksinasi Covid-19 Gratis Secara Online, Silahkan Klik pedulilindungi.id

Menurut Netty, jaminan independensi BPOM merupakan syarat mutlak guna membangun kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi.

"Sejak awal isu vaksin diangkat, telah menimbulkan silang pendapat yang menimbulkan keraguan publik. Oleh karena itu, pemerintah harus mengumumkan hasil uji klinis vaksin secara transparan, akuntabel dan penuh kejujuran. Jangan ada yang ditutupi apapun hasil uji klinis tersebut," tandasnya.

Selain itu, kata Netty, pemerintah harus memastikan terpenuhinya kebutuhan vaksin sejumlah 426 juta dosis di tengah perburuan negara-negara di dunia untuk mendapatkannya. 

"Pemerintah harus memiliki kebijakan lobi dan intervensi yang kuat di dunia internasional agar Indonesia diperhitungkan dan kebutuhan vaksin kita terpenuhi," kata Netty.

Baca juga: Mantan Menteri Koperasi Subiakto Tjakrawerdaja Meninggal Dunia Karena Covid-19

Netty  juga mengingatkan pemerintah agar memastikan kualitas vaksin yang dibeli meskipun didesak oleh kebutuhan akan jumlah vaksin yang besar dan harus  berlomba dengan negara-negara lain.  

Berita Terkait

News Update