ADVERTISEMENT

Tak Asal Gertak Sambal, Pengrajin Tahu dan Tempe Jabodetabek Buktikan Mogok Produksi Protes Mahalnya Harga Kedelai

Sabtu, 2 Januari 2021 15:50 WIB

Share
Tak Asal Gertak Sambal, Pengrajin Tahu dan Tempe Jabodetabek Buktikan Mogok Produksi Protes Mahalnya Harga Kedelai

JAKARTA – Tak asal gertak sambal, para pengrajin Jabodetabek membuktikan omongan, mereka mogok massal produksi, setelah sebelumnya sejumlah pengrajin di Johar Baru, Jakpus, menyatakan ancamannya.

Sejumlah pengrajin tahu dan tempe melakukan aksi mogok operasi untuk berhenti memproduksi. Aksi mogok produksi kali ini sebagai protes mahalnya harga kedelai.

Aksi mogok beroperasi memproduksi tersebut sudah dilakukan oleh para pengrajin tahu dan tempe di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek), sejak Kamis (31/12/2020) sampai dengan Minggu (3/1/2021).

Baca juga: Pengrajin Tahu Tempe di Johar Baru Ancam Mogok Massal Produksi

Aksi mogok produksi tersebut seperti yang dilakukan oleh Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia (SPTI).

Para pengrajin tahu dan tempe itu melakukan aksi mogok produksi dengan harapan keluhannya didengar pemerintah supaya harga kedelai bisa kembali seperti semula.

Ketua Bidang Hukum Sedulur Pengerajin tahu Indonesia (SPTI), Fajri Safii kepada wartawan menyampaikan, aksi mogok produksi tersebut dilakukan lantaran dipicu oleh kenaikan harga kedelai yang melonjak hingga 35 persen.

Baca juga: Dolas AS Pun Mengancam Pengrajin Tahu dan Tempe

Menurut Fajri, saat ini lonjakan harga kedelai mencapai kisaran Rp 9. 000 sampai Rp 10. 000. Harga kedelai pada sebulan sebelumnya, kata Fajri, yakni Rp 7. 000 sampai Rp 7. 500.

"Kenaikan harga kedelai ini menyebabkan para pengrajin tahu mogok produksi, karena pengrajin tidak sanggup membeli kedelai dengan harga yang sangat mahal," terang Fajri Safii Sabtu, di Jakarta, Sabtu (02/01/2021).

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT