"Dimana FPI dianggap sudah tidak ada. Dengan begitu, masyarakat bisa hidup lebih damai. Negara dapat terhindar atau setidaknya meminimalisasi potensi ancaman ektrimisme beragama yang lebih luas," katanya.
Baca juga: Dukung Pembubaran FPI, Warga dan Organisasi Masyarakat Kirim Karangan Bunga
Lantas bagaimana kondisi pasca keputusan penghentian aktivitas FPI. Sejauhmana perlawanan kubu FPI dan para simpatisannya.
"Menurut saya kelompok FPI ini masih terlalu kecil. Yang membuat mereka besar karena mereka berlindung di balik jubah agama yang sengaja digunakan untuk menarik simpati umat islam," sebutnya.
Faktor lain yang membuat mereka terlihat kuat karena diduga ada peran para bandar di balik gerakan FPI. Ormas ini nampak besar di dunia maya, karena propaganda medianya cukup kuat. Mereka terlihat kuat karena negara lemah dan kelompok silent majority belum bergerak.
Oleh karena itu, menurut saya pasca keputusan pemerintah ini tidak akan menimbulkan perlawanan secara signifikan. Namun demikian, perlawanan balik kelompok FPI dan sekutunya tetap harus diantisipasi.
Baca juga: Tolak Pembubaran FPI, KSHUMI Beberkan 3 Poin Legal Opini
"Justru, yang perlu kewaspadaan adalah mengantisipasi strategi gerakan kamuflase, metamorfosis dan infiltrasi kelompok FPI dan loyalisnya ke dalam masyarakat pasca pemberhentian aktivitas dan larangan penggunaan simbol FPI di seluruh Indinesia," ucapnya.
Karyono menyebut, cara yang paling efektif adalah menumbuhkan dan mengamalkan islam yang rahmatan lil alamin dan islam wasathiyah yang menjaga dari sikap melampaui batas (ifrath) dan ekstrem (tafrith).
"Selain penegakan hukum, pendekatan deradikalisasi, penanaman nilai-nilai agama yang rahmatan lil alamin, dan penanaman nilai-nilai kebangsaan di satu sisi menjadi sangat penting. Ketahanan ideologi menjadi instrumen paling penting untuk menjaga keutuhan bangsa ini," tutupnya. (rizal/tri)