DEPOK, POSKOTA.CO.ID – Penyakit stroke masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Ini diungkapkan Dosen Program Studi Fisioterapi Vokasi Universitas Indonesia (UI) Depok, saat menggelar sosialisasi Kualitas Hidup Masyarakat dengan melakukan Deteksi Dini Stroke dan Pencegahan Penyakit Degeneratif di Desa Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Rabu (30/12/2020).
Berdasarkan data jumlah rata-rata warga kategori usia manula atau lansia di Desa Curug, Kecamatan Bojongsari, cukup banyak.
Sehingga dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis tubuh mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga meningkatkan prevalensi penyakit tidak menular seperti stroke dan penyakit degeneratif sendi.
Baca juga: Tim Pengmas Vokasi UI Beri Pelatihan Penanganan Penyakit Diabetes dan Hipertensi
Terlebih pada masa pandemi COVID-19, menurunnya aktivitas fisik yang dibarengi dengan pola hidup yang kurang sehat menjadi faktor risiko peningkatan kejadian penyakit tidak menular (PTM) di masyarakat, khususnya masyarakat lanjut usia.
Dosen Program Studi Fisioterapi Program Pendidikan Vokasi, Riza Pahlawi, S.Tr.Ftr., M.Kes, mengatakan UI menyampaikan, peningkatan angka kejadian PTM di lansia juga diakibatkan oleh terhambatnya akses dalam melakukan perawatan kesehatan selama pandemi COVID-19.
"Angka populasi di desa Curug Bojongsari yang berada dipinggiran kota Depok sebagai penyangga Ibukota Jakarta, angka populasi lansia masih cukup tinggi, namun sayangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan masih sangat rendah," ujarnya kepada poskota di sela acara.
Riza menambahkan, diperlukan suatu cara dalam mengatasi dan mencegah angka kesakitan penyakit tidak menular melalui deteksi dini stroke dan pelaksanaan program fisioterapi berupa terapi latihan yang berfokus pada penanganan penyakit degeneratif.
Baca juga: Vokasi UI Gelar Pelatihan Pengelolahaan Arsip Vital Jika Terjadi Bencana Alam
“Deteksi dini yang paling mudah dilakukan adalah dengan mengisi formulir pemeriksaan risiko stroke. Formulir ini berisi tentang semua faktor risiko stroke seperti tekanan darah, denyut nadi, riwayat merokok, kolesterol, riwayat diabetes, aktifitas olahraga, berat badan, dan riwayat stroke dalam keluarga. Kemudian dari hasil pemeriksaan tersebut akan di kategorikan ke dalam risiko rendah, hati-hati, dan risiko tinggi," ungkapnya.