ADA satu pesan dari sahabat saya yang pakar komunikasi dan motivator nasional, DR Aqua Dwipayana.
Pesannya demikian: Introspeksi diri. "Menelanjangi" diri sendiri. Secara jujur dan terbuka "berkomunikasi" sama Tuhan.
Tentu, selain sangat aktual dan relevan dengan situasi, pesan ini juga memberi inspirasi bagaimana sebaiknya kita menyikapi kondisi terkini. Di tengah pandemi berikut beragam dampak yang menyertai.
Kita tidak memungkiri sejak era pandemi 2 Maret, 10 bulan lalu, beban hidup semakin berat.
Tak hanya percepatan dan penyebaran penularan virus corona, juga kian rentannya daya tahan kehidupan masyarakat di sektor ekonomi. Utamanya bagi mereka yang kehilangan pekerjaan, sumber mencari nafkah.
Baca juga: Menciptakan Rasa Aman
Data Kementerian Tenaga Kerja menyebutkan hingga November 2020, sebanyak 2,56 juta orang menganggur akibat Covid. Tidak bekerja karena Covid 1,77 juta, yang mengalami pengurangan jam kerja sebanyak 24,03 juta orang.
Belum lagi efek domino akibat tiada atau kurangnya penghasilan yang tentu saja kian menambah beban.
Menghadapi kondisi seperti ini haruskah putus asa, pasrah, menyerah, merenungi masalah? Jawabnya tentu saja tidak.
Kita harus bergerak cepat. Mengeluh dan hanya berdiam diri tidak akan menyelesaikan masalah, malah menambah masalah baru yang boleh jadi makin besar dan melebar.
Satu kunci pembuka mengatasi masalah adalah kesadaran diri bahwa masalah serupa bukan hanya menimpa diri kita, tetapi menerpa banyak orang.