JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengharapkan umat Islam pergantian tahun baru menjadi momentum terbaik untuk melakukan muhasabah (koreksi diri).
Demikian disampaikan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Prof Muhyiddin Junaidi di Jakarta, Senin sore (21/12 /2020). Namun demikian, Muhyiddin meminta karena pergantian tahun baru ini masih dalam suasana pandemi Covid-19, sehingga perayaannya sebaiknya tidak dilaksanakan.
"Pergantian tahun baru sebaiknya tidak dilaksanakan karena dikhawatirkan akan terjadi kerumunan nantinya," terang Muhyiddin.
Ia menegaskan pergantian tahun baru ini merupakan momentum untuk tidak melakukan hura-hura, konsumerisme, hedonisme, dan materialisme.
Muhyiddin juga berharap kepada pemerintah daerah dan pusat untuk menutup pusat hiburan dan pusat keramaian di malam tahun baru karena hanya akan menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19.
"Kita merasa khawatir kalau pergantian tahun baru pusat hiburan dan tempat keramaian akan menjadi sasaran mereka untuk merayakan tahun baru, karena itu meminta pusat keramaian, seperti pusat hiburan, diskotik atau klub malam ditutup saja," terang Muhyiddin.
Ia menambahkan MUI juga meminta kepada umat Islam untuk banyak berzikir bersama di masjid, atau melakukan dengan sendirian di rumah sebagai tanda syukur kepada Allah Swt bahwa kita masih diberikan umur yang panjang .
Menurut Muhyiddin, merayakan tahun baru dengan berhura-hura dan berpoya - poya tidak sesuai dengan ajaran agama. Sesuai ajaran agama bahwa kita masih dalam suasana terpapar Covid-19, merupakan pelajaran berharga bagi umat manusia, bahwa ini teguran kepada kita semua.
Muhyiddin juga berharap kepada umat Islam untuk berdoa kepada Allah Swt demi keselamatan bangsa, dan Covid-19 segera berakhir. Inilah yang perlu dilakukan dengan berdoa pada malam pergantian tahun baru. (johara/win)