ADVERTISEMENT

Luka bakar Menjadi Salah Satu Penyebab Kematian yang Cukup Tinggi

Senin, 21 Desember 2020 07:04 WIB

Share
Luka bakar Menjadi Salah Satu Penyebab Kematian yang Cukup Tinggi

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DEPOK  - Luka bakar sebagai salah satu penyebab kematian di dunia. Terjadinya luka bakar di rumah juga sangat tinggi.

Data WHO menyebutkan luka bakar menyebabkan sekitar 195 ribu orang di Indonesia meninggal setiap tahun. 21.5% luka bakar disebabkan oleh air panas dan minyak panas.

Tas dasar hal inilah, untuk pertama kali Indonesia mempunyai komunitas luka bakar 'Burn Support Group'

Pendiri Burn Support Group, Dr. Afriyanti Sandhi SpBP-RE, MARS mengatakan berdirinya komunitas bagi para luka bakar yang menspesialisasikan membantu para korban luka bakar di Indonesia

"Berdirinya komunikas luka bakar pertama di Indonesia ini bertujuan untuk dapat pemahaman dan pengobatan bagi para luka bakar yang minim informasi cara berobat yang benar," ujarnya kepada poskota dalam siaran pers, Minggu (20/12/2020) sore.

Dr Afriyanti mengungkapkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan luka bakar menyebabkan sekitar 195 ribu orang di Indonesia meninggal setiap tahun,” 21.5% luka bakar disebabkan oleh air panas dan minyak panas.

Sementara itu 69% luka bakar terjadi di rumah. Berdasarkan data tersebut, diperlukan adanya wadah untuk menjadi pusat informasi terkait dengan luka bakar,” katanya.

Dia menjelaskan, terbentuknya Burn Support Group ini merupakan inspirasi terbesar dari para pasien-pasien saya. Ide muncul ketika sedang mengikuti kongres Asia Pacific Burn Congress bulan Agustus 2019 di Singapura.

Sementara itu, Dr. Afriyanti pada saat kongres, menampilkan para burn survivor seperti nyanyian, drama dan kegiatannya lainnya dalam menyambut para peserta.

"Setelah disuguhkan penampilan para korban yang mengalami luka bakar, juga dilanjutkan pemutaran video dari negara-negara se Asia-Pasific anggota merupakan burn support group,"tambahna.

Masih minimnya pertolongan pertama bagi pasien luka bakar, juga menjadi perhatian komunitas ini. Maka dengan komunitas ini, para korban luka bakar ini kita harapkan dapat beraktivitas kembali seperti semula.

“Burn Support Group ini hadir ditengah masyarakat Indonesia untuk dapat bergabung bersama dalam proses penyembuhan baik dari pencegahan yang baik terhadap luka bakar," paparnya.

Dr. Afriyanti menyebutkan, melalui wadah ini, dapat terjalin koneksi sehingga dapat membuka jalan untuk para penyintas untuk membuka networkring.

"Hari ini adalah untuk menuju tahapan baru bagi sesuatu yang lebih besar kedepannya. Acara hari ini di Jakarta adalah pilot project kita untuk acara-acara selanjutnya dengan skala nasional,"harapnya.

"Alhamdullilah komunitas untuk luka bakar ini didukung dari berbagai kalangan mulai dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik (PERAPI) dan Combiphar."

Terpisah Ketua PERAPI Jabodetabek Banten, DR. dDr. Irena Sakura Rini, MARS, SpBP-RE(K) sangat menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk tidak mempercayai mitos-mitos penanganan luka bakar yang dipercayai oleh masyarakat.

‘’Pada prinsipnya luka bakar akan semakin sulit ditangani apabila lukanya semakin dalam. Sampai saat ini mitos-mitos penanganan luka bakar masih banyak di masyarakat yang mereka yakini bisa mengurangi rasa panas bahkan sampai menghilangkan bekas,"ujar Irena.

Sementara itu Helmi selaku Brand Manager dari PT. Combiphar mengatakan, ‘melalui dengan spirit Championing a Healthy Tommorow, akan terus memegang komitmen Sehat adalah awal Kemenangan, fokus memang ingin berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat mengedukasi masyarakat untuk terkait kesehatan.

"Khususnya karena saya menghandle produk luka bakar atau bekas luka bakar. Walau  Combiphar sejatinya untuk kuratif, misi kami adalah meningkatkan kesadaran masyarakat menerapkan pola hidup untuk preventif., karena pastinya mencegah lebih baik daripada mengobati," paparnya.
Menurur dia, asyarakat dapat menangani dengan tepat dan efektif. Combiphar memiliki obat related sesuai dengan tema hari ini, mulai dari penanganan luka hingga paskca luka sembuh (bekas luka).

Itu adalah Mebo, Bionect dan Mederma. Mebo dan Bionect untuk penanganan luka sedangkan Mederma untuk membantu menyamarkan bekas luka. Ketiga produk ini dapat dibeli secara bebas tanpa harus menggunakan resep dokter."

Acara ini kemudian ditutup dengan penunjukan Ketua Burn Support Group Indonesia, Rudi Ary Wibowo. (angga/win)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT