ADVERTISEMENT

Luka Bakar Jadi Salah Satu Penyebab Kematian Terbesar, Dokter Indonesia Bentuk Komunitas 'Burn Support Group'.

Senin, 21 Desember 2020 08:15 WIB

Share
Luka Bakar Jadi Salah Satu Penyebab Kematian Terbesar, Dokter Indonesia Bentuk Komunitas 'Burn Support Group'.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DEPOK, POSKOTA.CO.ID – Luka bakar sebagai salah satu penyebab kematian di dunia cukup tinggi, oleh karena itu untuk pertama kali Indonesia mempunyai komunitas luka bakar 'Burn Support Group'.

Pendiri Burn Support Group, Dr. Afriyanti Sandhi SpBP-RE, MARS mengatakan berdirinya komunitas bagi para luka bakar yang menspesialisasikan membantu para korban luka bakar di Indonesia 

"Berdirinya komunikas luka bakar pertama di Indonesia ini bertujuan untuk dapat pemahaman dan penyembuhan bagi para luka bakar yang minim informasi cara berobat yang baik dan benar,"ujarnya dalam siaran pers, Minggu (20/12/2020) sore.

Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu media nasional, lanjut Dr. Afriyanti, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan luka bakar menyebabkan sekitar 195 ribu orang di Indonesia meninggal setiap tahun.

 

21.5% luka bakar disebabkan oleh air panas dan minyak panas, sementara itu 69% luka bakar terjadi dirumah. Berdasarkan data tersebut, diperlukan adanya wadah untuk menjadi pusat informasi terkait dengan luka bakar. 

"Terbentuknya Burn Support Group ini merupakan inspirasi terbesar dari para pasien-pasien saya. Ide muncul ketika sedang mengikuti kongres Asia Pacific Burn Congress bulan Agustus 2019 di Singapura,"katanya.

Sementara itu, Dr. Afriyanti saat mengikuti kongres, menampilkan kemampuan para burn survivor berupa nyanyian, drama dan kegiatannya lainnya dalam menyambut para peserta.

"Setelah disuguhkan penampilan para korban yang mengalami luka bakar, juga dilanjutkan pemutaran video dari negara-negara se Asia-Pasific yang merupakan anggota burn support group," tambahnya.

Saat ini, lanjutnya, masih minim pertolongan pertama bagi pasien luka bakar.

 

"Para korban luka bakar ini kita harapkan dapat beraktivitas kembali seperti semula. Burn Support Group ini hadir ditengah masyarakat Indonesia untuk dapat bergabung bersama dalam proses penyembuhan baik dari pencegahan yang baik terhadap luka bakar," paparnya.

Dr. Afriyanti menyebutkan, melalui wadah ini, dapat terjalin koneksi sehingga dapat membuka jalan untuk para penyintas untuk membuka networkring. 

"Hari ini adalah untuk menuju tahapan baru bagi sesuatu yang lebih besar kedepannya. Acara hari ini di Jakarta adalah pilot project kita untuk acara-acara selanjutnya dengan skala nasional," harapnya.

 

Menurutnya,  komunitas untuk luka bakar ini didukung dari berbagai kalangan mulai dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik (PERAPI) dan Combiphar."

Terpisah Ketua PERAPI Jabodetabek Banten, DR. dDr. Irena Sakura Rini, MARS, SpBP-RE(K) sangat menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk tidak mempercayai mitos-mitos penanganan luka bakar yang dipercayai oleh masyarakat.

‘’Pada prinsipnya luka bakar akan semakin sulit ditangani apabila lukanya semakin dalam. Sampai saat ini mitos-mitos penanganan luka bakar masih banyak di masyarakat yang mereka yakini bisa mengurangi rasa panas bahkan sampai menghilangkan bekas,"ujar Irena.

Sementara itu Helmi selaku Brand Manager dari PT. Combiphar mengatakan, ‘melalui dengan spirit Championing a Healthy Tommorow, akan terus memegang komitmen Sehat adalah awal Kemenangan, fokus memang ingin berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat mengedukasi masyarakat untuk terkait kesehatan.(angga/tri)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT