JAKARTA- Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Prof. Teguh Prasetyo mengadakan acara bedah buku tentang filsafat pemilu, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu (19/12/2020).
Dalam prolognya, Teguh memaparkan tentang filsafat pemilu dan teori keadilan bermartabat yang diadopsi dalam konsepsi pemilu bernartabat.
Terdapat tiga buku yang dibedah dalam kegiatan ini, yaitu 'Teori Hukum Perspektif Teori Keadilan Bermartabat', 'Filsafat Pemilu Untuk Pemilu Bermartabat', dan 'Orientasi Penegakan Etik Untuk Penyelenggara Pemilu Bermartabat'. Ketiga buku ini ditulis Teguh di sela kesibukannya sebagai Anggota DKPP.
Khusus buku 'Filsafat Pemilu Untuk Pemilu Bermartabat', Teguh menulisnya bersama dengan Ketua DKPP, Prof Anggota DKPP Prof Teguh Tekankan Muhammad.
"Prof Muhmmad saat itu bilang kalau sampai sekarang belum ada yang menulis tentang filsafat pemilu. Sehingga kami renungkan itu dan jadikan dalam sebuah buku," ungkapnya
Menurut Teguh, sebagai negara yang beraneka ragam penduduknya dan geografis yang luas, pemilu di Indonesia terbilang unik dan rumit. Karenanya, pemilu harus memiliki dasar dan pijakan kuat.
Pijakan atau dasar dari pemilu, katanya, merupakan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila.
"Lalu saya berpikir, NKRI ini terjadi karena komitmen, jangan sampai komitmen yang telah diikrarkan ini rusak oleh pemilu," jelasnya.
"Kalau tidak berpijak pada filsafat, maka akan gampang tertiup angin," imbuh Teguh.
Pria yang sudah menulis 43 buku ini menambahkan, konsepsi filsafat pemilu dan pemilu bermartabat merupakan sebagian warisan DKPP periode 2017-2022 kepada masyarakat Indonesia.
"Kalau tugas saya selesai, mungkin mudah saja pertanggungjawabannya dengan melaporkan angka-angka persidangan. Tapi tidak seperti itu, DKPP harus mensosialisasikan nilai-nilai untuk negara ini," terang Guru Besar Ilmu Hukum Pidana Universitas Pelita Harapan (UPH) ini.