PURWOKERTO, POSKOTA.CO.ID - Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, menutup perkuliahan pada akhir tahun dengan mengadakan webinar bertema 'Posisi dan Peranan Media Dalam Pilpres AS 2020'.
Hadir sebagai narasumber Dr. Arifi Saiman, MA, selaku Konsul Jenderal RI New York. Ini membuat diskusi terlihat menarik dan diikuti oleh ratusan mahasiswa serta dosen dengan dimoderatori oleh Dr. Shinta Prastyanti, MA.
Peran media massa dirasa sangat penting bagi masyarakat di Negeri Paman Sam tersebut, mengingat secara politis dan finansial negara AS terbilang maju.
"Di Amerika Serikat itu, semua masyarakatnya memperhatikan betul informasi yang ada di media-media besar di negaranya. Bisa dibilang patokannya itu, mereka juga berhati-hati dalam menerima berita-berita yang masuk terutama berita hoax di media sosial," kata Dr. Arifi Saiman, MA, melalui siaran secara virtual, Rabu (16/12/2020).
Baca juga: Corona Masih Mewabah, Unsoed Kembali Terapkan WFH Bagi Rektorat Hingga Mahasiswa
Pemilihan Presiden AS 2020 yang diselenggarakan pada Selasa (03/11/2020) dimenangkan oleh Calon Presiden Joe Biden dan Cawapres Kamala Harris.
Joe Biden dan Kamala Haris yang diusung dari Partai Demokrat itu telah resmi disahkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih oleh Electoral College negara bagian yang secara resmi menentukan pemenang Pilpres AS, pada 14 Desember 2020 lalu. Keduanya akan dilantik secara virtual pada 20 Januari 2021 mendatang.
"Kekalahan Donald Trump dari Partai Republik itu membuat dia merasa tidak diperlakukan adil oleh media-media mainstream di sini, karena dianggap media lebih banyak memberitakan Covid-19 dibandingkan berita dirinya mencalonkan Pilpres AS atau keberhasilan kinerja pemerintahnya. Sehingga ada 3 media yang digugat ke pengadilan, salah satunya CNN," jelasnya.
Baca juga: Selain Kuliah Jarak Jauh, FISIP Unsoed Ubah Metode Ujian Karena Corona
Trump dikalahkan Joe Biden-Kamala Harris dengan raihan suara elektoral 214 berbanding 290 itu bersikeras dan mengklaim Pilpres kali ini belum selesai. Tak hanya soal media massa di sana yang dianggap tidak mendukungnya, tetapi ia juga menuduh adanya campur tangan jajak pendapat palsu, uang, dan teknologi dalam pilpres tersebut.
Kebebasan Pers