ADVERTISEMENT

Pengamat: Ada Unsur Kesengajaan dan Politis Terkait Soal Ujian SMP 'Anies Diejek Mega'

Rabu, 16 Desember 2020 15:47 WIB

Share
Pengamat: Ada Unsur Kesengajaan dan Politis Terkait Soal Ujian SMP 'Anies Diejek Mega'

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai ada unsur  kesengajaan yang bertujuan politis dalam pembuatan soal 'Anies Diejek Mega' 

Soal ujian yang memuat 'Anies Diejek Mega'  ini pun menjadi  kontroversi. Soal ujian itu muncul di SMPN 250 Cipete Utara, Jakarta Selatan. 

"Munculnya soal ujian sekolah tersebut patut diduga ada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh oknum tertentu untuk tujuan politis, meski mereka bisa berkelit bahwa soal tersebut hanya sebuah contoh kasus," kata Karyono, Rabu (16/12/2020).

Karyono menegaskan, soal ujian itu mengandung tendensi politik.  Sebab, ia  menilai  soal itu bisa  akan berpengaruh kepada elektoral kedua tokoh itu pada 2024 nanti.

Apalagi, katanya, siswa SMP yang diberi soal itu, ada kemungkinan akan menjadi pemilih pemula pada 2024 nanti sehingga, menurut Karyono, bisa saja soal ujian 'Anies diejek Mega' menggiring opini para siswa.

"Soal 'Anies ejek Mega' tersebut jelas mengandung tendensi politik. Dengan demikian, munculnya soal tersebut bisa diprediksi untuk kepentingan politik elektoral 2024. Kalimat yang terkandung dalam soal ujian tersebut memiliki tendensi men-downgrade sosok Megawati di satu sisi dan di sisi lain meng-upgrade popularitas Anies Baswedan. Sasarannya adalah siswa yang berpotensi menjadi pemilih pemula," ujarnya.

Karyono mengatakan,  walaupun  pembuat soal tidak ada tujuan politis,  namun tetap saja soal dengan membawa nama pejabat itu tidak etis. Dia meminta Mendikbud Nadiem Makarim memberikan peringatan kepada pembuat soal.

"Namun terlepas ada atau tidak ada kepentingan politis, tindakan membuat soal ujian seperti itu merupakan perbuatan tidak etis dan berlebihan, tidak patut menjadi suri tauladan. Masih banyak contoh soal yang lain yang tidak tendensius dan lebih mendidik," ujarnya.

"Dalam kasus ini, menteri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim harus memberi peringatan keras kepada pihak yang sengaja mencantumkan soal ujian tersebut. Marwah pendidikan nasional sebagai kawah candradimuka untuk mencetak generasi cerdas dan berbudi pekerti luhur harus dijaga," tutup Karyono. (rizal/tri)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT