JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyatakan kecewa dengan laporan Kementerian ESDM tentang realisasi target pembagunan jaringan gas (Jargas) yang baru mencapai 16,5% dari yang ditargetkan.
Untuk itu, Mulyanto mendesak Kementerian ESDM agar mempercepat pembangunan jaringan gas (jargas) secara nasional agar program substitusi impor LPG dengan gas alam dapat terlaksana segera.
"Percepatan pembangunan jargas ini sangat penting karena dapat menekan defisit transaksi berjalan dan mengokohkan ketahanan energi nasional," kata Mulyanto, Rabu (16/12/2020).
Baca juga: Gandeng ESDM, Menteri LHK yakin Pengelolaan Lingkungan akan Lebih Baik
Mulyanto mengatakan, target pemerintah di tahun 2024 adalah sebesar 4 juta sambungan rumah tangga (SR) jargas.
"Sementara realisasi sampai dengan tahun 2020, baru mencapai total sebesar 660 ribu SR atau sekitar 16.5%-nya. Masih sangat jauh dari target, padahal waktu yang tersisa tinggal 3 tahun lagi," ujar Mulyanto.
Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Industri dan Pembangunan ini menilai, program substitusi LPG dengan gas alam sangat penting untuk dilaksanakan karena secara langsung akan menghemat devisa negara.
Menurut hitungan Perusahaan Gas Negara (PGN), dengan memanfaatkan gas alam, negara dapat menghemat anggaran sebesar Rp3,3 triliun/tahun.
Baca juga: PKS Tolak Rencana Pemerintah Tarik Gas LPG Bersubsidi
Hal itu disebabkan harga gas alam lebih murah dan cadangannya berlimpah. Sedangkan di sisi masyarakat, pemanfaatan gas alam ini dapat mengurangi pengeluaran secara total hingga Rp0,3 triliun/tahun.
"Baru-baru ini Kementerian ESDM mengumumkan rencana substitusi LPG dengan Dimethyl Ether (DME), sebagai hasil gasifikasi batubara berkalori rendah dalam rangka mengurangi ketergantungan pada impor LPG," katanya.