JAKARTA – Untuk mudahkan penyelesaian permasalahan sosial, dibutuhkan terobosan-terobosan yang efektif, efisien dan berkelanjutan, kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Harry Hikmat.
Salah satu terobosan yang dianggap berhasil adalah Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), karena dinilai efektif untuk menangani permasalahan kaum termarjinalkan, seperti anak dan lansia terlantar, disabilitas, korban perdagangan manusia, maupun korban Napza.
Hal itu diungkapkan Harry, pada Rapat Koordinasi Nasional Evaluasi Program Rehabilitasi Sosial Tahun 2020, di Hotel El Royale, Jakarta, Kamis (10/12/2020) malam.
“Yang disebutkan tadi merupakan permasalahan sosial yang tak mudah penyelesaiannya. Jadi bukan sekedar kita berikan bantuan sosial, karena mereka mengalami masalah psikologis sosial atau disfungsi sosial,” terang Harry.
Baca juga: Direhsos Anak Susun Pedoman Kampanye Sosial Rehabilitasi Sosial Anak
Harry mengartakan, pembangunan nasional diberbagai bidang telah membuka banyak kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk meningkatkan status sosial ekonomi menjadi lebih baik.
Namun pada kenyataannya, imbuh Harry, tidak semua warga negara mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada.
Salah satunya adalah kelompok Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang mempunyai hambatan, kesulitan atau gangguan yang dialami, membuat mereka tidak dapat melaksanakan fungsi sosial secara wajar.
Akibatnya pemenuhan kebutuhan dan pemanfaatan peluang, baik secara perorangan, keluarga maupun komunitas, tidak dapat terpenuhi secara memadai.
Baca juga: Mensos: Rehabilitasi Sosial Bangun Peradaban Manusia
Karenanya, tegas Harry, negara harus hadir untuk menyelesaikan permasalaahan yang semakin kompleks dan berkembang khususnya dibidang rehabilitasi sosial yang merupakan salah satu dari 4 (empat) pilar penyelenggaraan kesejahteraan sosial.