Rizieq menyebutkan bahwa dalam rombongan itu seluruh keluarganya menumpangi empat mobil, di mana masing-masing mobil itu terdapat anak, menantu, cucu yang masih bayi dan balita, serta wanita.
"Dengan gagah berani dan luar biasa, para syuhada dan laskar-laskar pengawal di belakang kami mengendalikan situasi dan kondisi sehingga para penjahat itu tak satu pun berhasil sampai (mendekati) kami. Bagaimana sigapnya mereka, cerdasya mereka, dan beraninya mereka tanpa senjata," kata Rizieq.
Ketiga, lanjut Rizieq, tuduhan bahwa pengawal-pengawal keluarganya dipersenjatai adalah fintah besar.
Menurutnya, tidak ada satu pun pengawal keluarganya yang dipersenjatai karena mereka adalah pengawal standar untuk keluarga biasa.
"Saya ada empat mobil semua ada keluarga anak menantu, cucu-cucu balita, ada yang di bawah usia 4 tahun kami semua ikut dan tiga bayi masih ASI," kata Rizieq.
Aksi intimidasi dan teror itu diakui Rizieq membuat takut keluarganya, apalagi kondisi itu membuat laju mobil yang ditumpangi keluarga sangat kencang agar terhindar dari kejaran.
Hal itu membuat ketakutan keluarganya, bahkan sampai anak-anak dan cucu menangis.
Meski begitu, Habib Rizeq menegaskan hal itu tak akan membuat dirinya dan keluarga takut terhadap segala macam ancaman dan teror.
"Dan demi Allah SWT saya sampaikan di sini, dengan takdir Allah SWT tanpa mereka para syuhada mungkin kami bisa digiring ke medan pembataian. Allah SWT takdirkan sesuai dengan kehendak Nya. Demi Allah saya dan keluarga setiap saat siap untuk menghadapi mati syahid," tegasnya. (trb)