JAKARTA - Enam anggota Laskar Khusus pengawal keluarga Hbib Rizieq Shihab mati usai terlibat baku tembak dengan anggota Polda Metro Jaya di Jalan Tol Jakarta Cikampek, KM 50, Karawang, Jawa Barat, Senin (07/12/2020).
Terkait kejadian penembakan itu, ahli Kriminologi Forensik Reza Indragiri Amriel buka suara, menurutnya dalam psikologi forensik ada istilah penembakan yang menular (contagious shooting).
"Ketika satu personel menembak, hampir selalu bisa dipastikan dalam tempo cepat personel-personel lain juga akan melakukan penembakan. Seperti aba-aba, anggota pasukan tidak melakukan kalkulasi, tapi tinggal mengikuti saja," kata Reza, Senin (07/12/2020).
Baca juga: Polisi Selamat Saat Baku Tembak Dengan 6 Laskar Pengawal HRS
Reza menyebutkan, kemungkinan menembak menjadi perilaku spontan (bukan aktivitas terukur) semakin besar ketika personel sudah mempersepsikan target sebagai pihak yang berbahaya.
"Jadi, dengan kata lain, dalam situasi semacam itu, personel bertindak dengan didorong oleh rasa takut," tukas Reza.
Apalagi jika peristiwa yang dipersepsikan kritis berlangsung pada malam hari, jelas Reza ada data yang menunjukkan, dalam kasus penembakan terhadap target yang disangka bersenjata (padahal tidak membawa senjata), 70 persen berlangsung pada malam hari saat pencahayaan minim sehingga mengganggu kejernihan penglihatan personel.
"Sempurnalah faktor luar dan faktor dalam memunculkan perilaku. Faktor luar adalah letusan pertama oleh personel pertama dan kondisi alam di TKP. Faktor dalam adalah rasa takut personel," ucapnya.
Baca juga: 6 Anggota FPI Ditembak Mati, IPW Desak Jokowi Copot Kapolri
Dengan gambaran seperti itu, sambung Reza benarkah penembakan oleh personel polisi pasti selalu merupakan langkah terukur? Tentu, apalagi karena ada dua versi kronologi, butuh investigasi kasus per kasus terhadap masing-masing dan antar personel.
"Investigasi oleh semacam Shooting Review Board nantinya tidak hanya mengeluarkan simpulan apakah penembakan memang sesuai atau bertentangan dengan ketentuan. Lebih jauh, temuan tim investigasi bermanfaat sebagai masukan bagi unit-unit semacam SDM dan Diklat," pungkasnya. (ilham/tha)