ADVERTISEMENT

Janda Stnk Demen Brondong Digerebek Sedang Nanggung

Senin, 7 Desember 2020 07:30 WIB

Share
Janda Stnk Demen Brondong Digerebek Sedang Nanggung

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ny. Ngatilah, 45, kelakuannya seperti anak kecil. Usia sudah STNK masih demen berondong. Jika berondong ketan isinya mainan, berondong bernama Paimo, 28, bisa dibuat “mainan”. Warga yang jengkel atas kelakuan mereka segera menggerebeknya. Ternyata keduanya sedang “ketanggungan”.

Anak kecil di manapun suka berondong jagung atau ketan. Ketika dibuka dalamnya ada mainan dari plastic. Jaman sekarang arti berondong sudah berubah jauh. Bukan lagi makanan anak-anak, tapi justru makanan para perempuan dewasa.

Dia adalah anak muda tampan yang usianya jauh di bawah janda yang memanfaatkannya. Tapi sebagaimana berondong jagung, berondong anak muda itu juga asyik buat mainan para janda. Katanya, rasanya juga manis-manis gurih, gitu!

Janda Ngatilah yang tinggal di Desa Bandar Kidul Kediri, sudah lumayan lama menyandang status itu. Ditinggal mati atau janda perceraian, tidak ada jurnal atau berita acaranya. Yang pasti sebagai janda STNK dia merasa kesepian tiada tara.

Bayangkan saja, biasanya ada teman tidur di sampingnya, kini mendadak sontak sendirian. Apa lagi tak ada anak, jadi rasa sepi itu semakin lengkap mendera kehidupannya sehari-hari.

Tapi sejak sebulan lalu wajah Ngatilah tidak lagi kusut masai seakan menyimpan sejuta derita. Wajahnya nampak ceria berbinar-binar, macam model iklan pasta gigi. Ini seiring dengan keluar masuknya seorang anak muda yang usianya belum genap 30 taun. Dia adalah Purwito, 28, warga Setono Pande. Paling tidak seminggu dua kali dia pasti datang. Masuk pukul 20.00 nanti keluar lagi sekitar pukul 22.00.

Warga pun kemudian menganalisa berdasarkan parameter yang ada. Ibarat tanaman yang nyaris layu, begitu kena siram air musim penghujan langsung seger kembali. Nah, seperti itulah kondisi janda Ngatilah sekarang. Pertanyaanya kemudian, apakah selama sebulan ini lahan kering janda Ngatilah sudah memperoleh siraman rutin dari si anak muda?

Warga pernah mengingatkan, jangan lagi menerima tamu di malam hari sampai pukul 22. Nggak enak kan, jika menjadi sorotan para tetangga. Tapi janda Ngatilah tetap saja membawa Purwito ke dalam rumahnya beberapa jam.

Ketika keluar dia tengok kanan kiri seakan takut pada sesuatu. Tapi langkahnya kemudian tegak bab aparat negara baris. Apa itu aparat? Ya bisa polisi, ya bisa TNI. Bahkan PNS pun kini disebut aparatur sipil negara (ASN).

Awalnya Purwito hendak memenuhi teguran warga, karena dia orang luar. Tapi Ngatilah menggaransi bahwa dia yang tanggungjawab. Di rumah sini yang kuasa hanya Ngatilah, bukan orang lain, yakni apatatur sipil RT-RW sampai pak lurah. Ya sudah, Purwito tetap ke rumah Ngatilah dalam rangka tempur, suwi dan temata (purwito).

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Trias Haprimita
Editor: Trias Haprimita
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT