Jika Bapak Bermental Wedus Anak Kandung Kok Dihamili

Rabu 02 Des 2020, 07:30 WIB

JIKA ada bapak paling bejad se Kulon Progo (DIY), Sarmendo-lah orangnya. Mentang-mentang duda kesepian, kelakuannya jadi seperti wedus. Bagaimana mungkin, Rita (18), anak kandung sendiri kok dihamili. Gara-gara kelakuannya seperti wedus itulah Sarmendo (43), ditahan polisi dan ancamannya 15 tahun penjara.

            Wedus atau kambing itu hewan tak berakhlak, karena kambing jantan mengawini anak atau emaknya hal biasa. Karenanya kelakuan kambing tak perlu direvolusi. Tapi di era gombalisasi ini banyak kelakuan ayah yang seperti kambing, tega melepas syahwatnya pada anak darah dagingnya sendiri. Makanya dosanya pun dobel, selain berzina juga makan anak kandung sendiri.

            Sarmendo warga Galur Kulon Progo termasuk lelaki yang bermental wedus tersebut. Mentang-mentang lama jadi duda, dia jadi mata gelap untuk menyalurkan syahwatnya. Pepatah tak ada rotan akar pun berguna, kok dipelintir menjadi: tak ada istri anak kandungpun jadi. Benar-benar koplak.

            Sejak kematian istri beberapa tahun lalu, Sarmendo memang kehilangan fungsinya sebagai kepala rumahtangga. Cari benggol jalan terus untuk membiayai anak-anak  yang ditinggalkan istri, tapi fasilitas untuk bonggol miliknya otomatis berhenti. Untuk aktivasi itu barang, syaratnya harus menikah lagi. Sayangnya kondisi ekonomi tak mendukung, lebih-lebih di era Corona ini.

Padahal mestinya, meledaknya janda di musim Covid-19 ini menjadi peluang untuk mengambil alih seorang janda baru. Tapi para janda itu menolaknya. Cerai dengan suami karena faktor ekonomi (korban PHK), kok ini ada duda miskin mau menambah kesengsaraan kaum wanita. “Ya enggaklah, mendingan sampeyan jepitkan daun pintu saja,” kata para janda meledek peruntungan Sarmendo.

Pusing karena gagal berburu janda, akhirnya dia jadi mata gelap, Rita anak gadisnya yang masih ABG, dirayu dan diancam untuk melayani hasratnya. Karena takut dibunuh ayah yang kesetanan, terpaksa Rita melayani kebejadan ayah kandung. Sekali di layani, eh…..jadi ketagihan. Lain hari nambah lagi, nambah lagi, macam anak kecil diberi bodrexin, selalu bilang,”Minta lagi Mama…..”

Tahu-tahu Rita hamil. Pusinglah Sarmendo, bagaimana mencari solusinya. Jika dikawini sendiri, jelas tidak mungkin, nanti apa kata dunia? Maka dia lalu mencari seorang anak muda untuk menjadi penutup aib. Munculah tokoh alternatip, yakni Paidi, 25. Dia dirayu-rayu untuk mau dijodohkan dengan Rita. “Kalau mau, nanti kamu tak kasih sepetak.” Bujuk Sarmendo.

Karena aiming-iming diberi sawah satu iring (1.750 M2), Paidi mau saja, meski syaratnya tak boleh menggauli sampai bayi itu lahir. Dan menikahlah Paidi dengan Rita, yang kata Sarmendo anaknya hamil karena ditinggal kekasihnya yang tak tangggung jawab. Padahal setelah dapat bocoran dari Rita sendiri, ternyata dia hamil gara-gara “disetrom” bapak kandungnya. Padahal jelas, Sarmendo ini tak pernah kerja di PLN.

Tapi ternyata, sampai bayi lahir Sarmenda tak memenuhi janji hibah sawah sepetak itu. Ditagih hanya tarsok-tarsok melulu. Jengkelah Paidi, sudah menahan syahwat sekian lama, kok masih dibohongi juga, akhirnya dia lapor pada Pak Kades. Pak Kades pun lalu lapor ke polisi dan dilakukan penyelidikan. Awalnya Sarmendo menolak tuduhan anak menantunya. Tapi begitu ditest DNA, memang bayi itu hasil produksi Sarmendo tapi di luar standar SNI.

Kini Sarmendo ditahan, ancaman hukumannya 15 tahun penjara atau denda Rp 5 miliar. Namun demikian setiap ditanya orang, dia selalu menjawab bahwa yang menghamili anaknya orang lain bukan dirinya. Mungkin dia takut pada sesama tahanan lain. Sebab sering terjadi, tersangka kasus pelanggaran seks digojlok oleh sesama tahanan. Logika mereka, selama istrinya ditinggal masuk penjara, pasti diganggu sama Sarmendo.

Sarmendo kan mengandung makna, kambing yang nyasar. (Merapi/Gunarso TS)

Berita Terkait
News Update