Dialog Kakek dengan Cucunya

Senin 30 Nov 2020, 07:00 WIB

Oleh Harmoko

TERDAPAT dialog seorang kakek dengan cucunya.

Cucu: Kek, apa salah ingin hidup berlimpah harta?

Kakek : Tidak

Cucu: Apa salah ingin memiliki rumah bagus dan mobil super mewah?

Kakek : Tidak juga

Cucu: Tapi kenapa kakek minta cucu hidup sederhana, sakmadyo?

Sang kakek tersenyum menjawab: Begini cucuku, kakek cuma khawatir karena keinginan yang sangat kuat untuk memiliki semuanya itu, lantas kau salah cara mendapatkannya.

Memiliki apa yang kau ingini tak ada yang salah sepanjang memiliki kemampuan.

Yang salah, jika salah dalam mendapatkannya. 

Cucu : Maksud kakek?

Sang kakek menjelaskan. Semua orang pasti ingin hidup serba ada, serba berkecukupan tanpa kekurangan.

Ingin banyak harta, banyak ilmu, banyak teman, banyak memiliki perusahaan, banyak jabatan dan kekuasaan. Memiliki banyak pengaruh tak hanya di keluarga, lingkungan sekitarnya, juga lingkungan yang luas cakupannya.

Itu sah - sah saja sepanjang mampu melakukannya. Tidak ada yang salah.

Yang salah jika semua itu menjadi tujuan hidupnya. Melakukannya dengan berbagai cara untuk mendapatnya, meski harus menyingkirkan orang lain secara keji.

Menekan, mengancam, menakuti orang lain dengan pengaruhnya, kekuasaannya, jabatannya, dengan hartanya, dengan status sosial ekonomi yang melekat pada dirinya.

Jika tertutup peluang untuk menekan orang lain, cara lain pun akan dilakukan meski dengan mengambil hak orang lain, menciptakan kolusi dan korupsi, dengan satu tekad meraih apa yang menjadi obsesinya, kepentingan dirinya, tujuan hidupnya.

Perilaku semacam ini jelas - jelas menghambat kemajuan. Sangat bertentangan dengan falsafah hidup bangsa, utamanya sila kelima Pancasila, yakni Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Yang berarti menghalang - halangi upaya mewujudkan masyarakat adil makmur, makmur berkeadilan sebagaimana cita - cita sejak negeri ini didirikan.

Cukup beralasan jika para leluhur kita sejak awal mengajarkan untuk hidup sakmadyo. Hidup yang selalu merasa cukup, banyak bersyukur terhadap apa yang didapat.

Ada pitutur luhur Sunan Kalijaga yang patut menjadi pegangan hidup kita.

“Aja ketungkul marang kalungguhan, kadonyan, lan kemareman."

Yang artinya "Jangan terkukung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan (memiliki harta), dan kepuasan duniawi.”

Yah, hidup ini bukan hanya tentang memiliki kedudukan yang tinggi yang dapat disegani oleh sekitar. Bukan pula tentang kebendaan atau kekayaan yang menjadi tolak ukur atas tingginya martabat diri.

Semua itu hanya menuju kepada kepuasan duniawi semata,  seakan lupa bahwa kita mempunyai jiwa dan hati nurani yang sejatinya berat menyangga semua itu. 

Mengapa? Jawabnya karena hanya nafsu yang menikmati, tapi hati yang bersih dapat ternodai. 

"Begitulah cucuku, kenapa kakek selaku berpesan hidup sakmadyo. Silakan hidup berlebih, miliki yang bisa kau miliki, asalkan baik dan benar cara mendapatkannya."

Sang cucu yang sejak tadi diam menyimak,  menjawab " Iya kek. Sekarang cucu sangat paham."

"Jangan cuma paham, tapi praktikkan.." (*)

Berita Terkait

Perlu Malu, Tapi Tidak Malu – Maluin

Kamis 03 Des 2020, 07:00 WIB
undefined

Tamu Tak Diundang Sudah Datang

Senin 08 Nov 2021, 16:04 WIB
undefined

News Update