Pengembangan Kurikulum Harus Mencakup Learning Outcomes dan Berkualitas Global

Minggu 29 Nov 2020, 17:25 WIB
Umri Supendi bersama istri saat berjualan es selendang mayang. (johara)

Umri Supendi bersama istri saat berjualan es selendang mayang. (johara)

JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam mengingatkan, prinsip yang paling penting dalam pengembangan kurikulum yaitu learning outcomes dan berkualitas global.

Hal ini sehubungan dengan kebijakan Kampus Merdeka yang perlu diimplementasikan secara baik dan kuat di lingkungan perguruan tinggi.

“Fokus pada learning outcomes, kurikulum bukan sekadar kumpulan mata kuliah, tapi keseluruhan proses dan pengalaman, keseluruhan jatuh bangunnya mahasiswa yang pada akhirnya akan menghasilkan lulusan-lulusan yang mempunyai kompetensi yang sesuai dengan kesarjanaannya," ujar Nizam dalam acara Kuliah Umum PIMNAS ke-33 dan Sarasehan Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (28/11/2020).

Baca juga: Kemendikbud: Pelajaran Sejarah Tetap Ada Dalam Kurikulum

Selain itu, kesiapan kita dalam berkompetisi dalam tingkat global harus didukung penuh. Contoh kecil yang bisa diimplementasikan seperti bekerja sama dengan mitra global, dan kelas yang ada didorong untuk bisa lebih kolaboratif serta partisipatif.

Nizam mengatakan, Kampus Merdeka merupakan salah satu bentuk nyata yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Tujuannya untuk membangun masa depan di masa industri 4.0 yang penuh daya saing serta dibutuhkan eksplorasi kreativitas untuk bisa menemukan potensi diri atau passion dalam menyongsong perubahan industri yang sangat dinamis.

Baca juga: Pancasila Sebaiknya Dimasukkan Dalam Kurikulum Pendidikan Nasional

Program ini juga menyiapkan mahasiswa menjadi actual learners hingga menjadi future pro di masa depan dengan penekanan kreativitas dalam penyelesaian terhadap masalah yang ada.

"Dalam menerapkan kebijakan Kampus Merdeka, strategi pembelajaran saat ini lebih bersifat e-learning dan ketika mahasiswa memiliki eksplorasi potensi terhadap bangsanya maka banyak serapan-serapan ide dan referensi yang bisa mereka kembangkan untuk bisa memahami permasalah-permasalahan bangsa, serta membuka peluang untuk mendapatkan bibit unggul yang memiliki ide baru dalam setiap masalah yang dihadapi," jelas Nizam.

Nizam menjelaskan, di era transformasi digital yang penuh dengan tantangan dan peluang ini dibutuhkan kreativitas untuk bisa merubah tantangan tersebut menjadi peluang.

News Update