JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto menekankan bahwa pihaknya ingin mengubah stigma pendidikan vokasi seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang selama ini dianggap pilihan kedua.
Untuk itu, melalui sejumlah kegiatan, seperti lomba menyanyikan lagu milik orang lain atau dikenal dengan "cover" lagu dapat membuat pendidikan vokasi menjadi perhatian generasi muda.
“Kami ingin semua siswa pendidikan vokasi tanpa batas, tidak hanya memiliki kemampuan teknis tetapi juga kemampuan non-teknis,” katanya saat “Grand Final Lomba Cover Lagu Condong Pada Mimpi” di Jakarta, Jumat, (27/11/2020).
Dia menambahkan lagu “Condong Pada Mimpi" merupakan musik tema Vokasi Indonesia. Lagu tersebut terinspirasi dari kisah hidup Wikan Sakarinto saat masih muda, yang mana “terjerumus” pada pendidikan vokasi.
Baca juga: Ciptakan SDM Unggul, Kemenperin Terus Benahi Pendidikan Vokasi
Sewaktu lulus SMA, Wikan bercita-cita masuk pendidikan sarjana Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM), namun pada kenyataannya ia hanya diterima di Program Diploma Teknik Mesin UGM.
Berkali-kali mencoba, namun ia gagal masuk program sarjana. Hingga kemudian, ia memilih fokus menjalani pendidikan diplomanya.
“Nyatanya saat ini, pendidikan vokasi saat ini sudah sampai pada magister terapan,” katanya.
Dia menjelaskan melalui kegiatan tersebut, dia berharap dapat mengubah stigma pendidikan vokasi yang masih dianggap pilihan kedua dan dipandang sebelah mata.
Baca juga: Jokowi Bicara Soal Ibu Hamil, Pendidikan Vokasi hingga Siapkan Lembaga Anak Bertalenta
Ia menekankan bahwa dalam memilih pendidikan hendaknya disesuaikan dengan minat dan bakat siswa.