Nolak Diajak Tidur Bareng WIL Digigit di Rumah Orang

Kamis, 26 November 2020 07:30 WIB

Share
Nolak Diajak Tidur Bareng WIL Digigit di Rumah Orang

ADA-ada saja kelakuan Sitor, 37, ini. Ngajak WIL bertamu ke rumah orang, kok sampai nginep segala. Ketika digelarkan tikar untuk tidur berdua di ruang tamu, tentu saja Dian (30), tidak mau. Ee, kok Sitor marah dan menggigitnya. Dian pun bingung, PIL-nya ini orang atau monyet sih?

            Di era gombalisasi dan jaman milenial sekarang, orang punya PIL dan WIL kok sepertinya menjadi lazim banget. Banyak suami yang diam-diam punya WIL, banyak juga istri yang punya PIL. Paling kacau lagi, istri punya PIL, suami juga WIL. Andaikan Asmuni Srimulat masih hidup, dia pasti komentar lewat twitter: ini keluarga cap apa, WIL dan PIL kok direken seperti kembang gula saja.

            Yang terjadi di Medan juga nyaris seperti itu. Di rumahnya kawasan Medan Amplas, Sitor sebetulnya sudah punya istri. Begitu juga dengan Dian, di rumahnya daerah Simpang Marindal, suami juga selalu menunggu di rumah manakala dia sedang bepergian. Tapi ketika Dian-Sitor berkoalisi dalam tata niaga asmara, eksekusi di ranjang tetangga menjadi sebuah keniscayaan.

            Kepada pasangan masih-masing, sudah barang tentu baik Sitor maupun Dian harus selalu menjadi raja ngibul nomer wahid. Ada saja alasannnya, agar kepergiannya itu dimaklumi suami atau istrinya di rumah. Suami di rumah dioleh-olehi rokok sebungku saja sudah seneng banget, nggak tahu dia bahwa istrinya diluar ngudut  bareng PIL-nya.

            Seperti yang terjadi beberapa lalu, Sitor menjemput Dian ke Simpang Marindal, laku keduanya naik sepeda motor boncengan, entah mau ke mana. Ternyata Dian diajak ke rumah teman Sitor di daerah Bendungan, tapi nggak pakai Jago macam di Kemayoran, Jakarta. Mungkin teman akrab, sehingga bertamu bawa WIL Sitor biasa saja.

            Nggak tahulah, Sitor ini mau bertamu atau kemping. Datang pukul 13. Kok sampai pukul 22.00 belum juga beranjak pergi. Mau nginep? Kamarnya di mana, wong rumah sohibnya ini lumayan kecil, buay mbakar keyong saja nggak mateng. Kalau pinjam istilah rumah BTN, rumah sohib itu tipe RSSSSS (Rumah Sangat Sederhana, Selonjor Saja Susah).

            Sebetulnya Dian sudah mengajak doi pulang, tapi masih menjawab entar-entar. Ujung-ujungnya kok malah nggelar tikar plastic di ruang tamu. Lalu Sitor tiduran dengan santainya. “Ayo tidur sini di samping abang,” kata Sitor mengajak Dian. Tentu saja Dian tak mau, sebab jika diladeni pastilah tangan Sitor lalu geratakan dan bergerilya ke mana saja. Padahal ini di rumah orang, kan malu.

            “Ayo pulang,” seru Dian. Tapi Sitor malah menarik paksa tangan Dian untuk tidur di sampingnya. Ternyata Dian tetap menolak. Rupanya Sitor jadi emosi. Dia lalu bangkit, tangan Dian digigit lalu disusul dengan tempelengan berkali-kali. Tuan rumah pun datang melerai. Mungkin karena malu, Sitor langsung kabur, tapi Dian tak diajak serta. Koplak habis, kan?

            Uniknya meski malam itu statusnya sedang kencan dengan suami orang, dalam kondisi kepepet berani juga dia telpon ke rumah, minta dijemput suami. Begitu datang malah mengadu bahwa habis dihajar Sitor. Lucunya, suami diam saja tidak marah. Kemasukan roh Puntadewa raja Ngamarta kali ya?

            Sambil pulang mereka mampir ke kantor polisi Polsek Patumbak untuk buat laporan. Esuk paginya Sitor sang penganiaya ditangkap tanpa perlawanan. Dalam pengakuannya pada polisi Sitor bilang merasa emosi, hanya diajak tidur di sampingnya kok tidak mau.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar